Sukses

AS Sepakat Gelar KTT Virtual Antara Xi Jinping dan Joe Biden Sebelum Akhir Tahun

AS menyepakati KTT virtual antara Xi Jinping dan Joe Biden.

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat dan China pada prinsipnya telah menyetujui presiden mereka untuk mengadakan pertemuan virtual sebelum akhir tahun.

Kesepakatan itu disetujui setelah pembicaraan tingkat tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara kedua negara.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (7/10/2021), pertemuan tertutup di hotel bandara di kota Zurich, Swiss, antara penasihat keamanan nasional Amerika Serikat Jake Sullivan dan diplomat top China Yang Jiechi adalah pertemuan tatap muka pertama mereka sejak keluhan publik yang luar biasa dan tajam di Alaska pada bulan Maret. 

Para pejabat AS telah menyarankan bahwa pertemuan itu adalah tindak lanjut dari panggilan telepon pada 9 September lalu antara Presiden Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping, sebelum dua ekonomi teratas dunia itu tampaknya terkunci dalam jalan buntu.

Baik Beijing dan Washington mengatakan pembicaraan, yang berlangsung enam jam, konstruktif dan jujur, dengan pihak AS mengatakan nadanya sangat berbeda dari Alaska.

"Dari pembicaraan hari ini, kami memiliki kesepakatan prinsip untuk mengadakan pertemuan bilateral (KTT) virtual sebelum akhir tahun," kata pejabat Amerika Serikat itu kepada wartawan.

"Pembicaraan hari ini, secara umum, adalah pertunangan yang lebih bermakna dan substantif daripada yang kita miliki sampai saat ini di bawah tingkat pemimpin," kata pejabat itu, menambahkan bahwa Washington berharap itu akan menjadi "model untuk pertemuan di masa depan".

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan AS-China

Pejabat itu mengatakan pertemuan itu seharusnya tidak dilihat sebagai mencairnya hubungan antara kedua negara. 

"Apa yang kami coba capai adalah keadaan stabil antara Amerika Serikat dan China di mana kami dapat bersaing secara intens tetapi mengelola persaingan itu secara bertanggung jawab," kata pejabat itu.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Yang Jiechi mengatakan kepada Sullivan bahwa konfrontasi akan merusak kedua negara dan dunia.

"Kedua belah pihak sepakat untuk mengambil tindakan ... untuk memperkuat komunikasi strategis, mengelola perbedaan dengan baik, menghindari konflik dan konfrontasi," kata pernyataan kementerian itu.

Dengan hubungan yang merosot ke level terendah dalam beberapa dekade, pernyataan Gedung Putih sebelumnya mengatakan Sullivan mengangkat kekhawatiran tentang tindakan China di Laut China Selatan, serta hak asasi manusia dan sikap Beijing di Hong Kong, Xinjiang, dan Taiwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini