Sukses

Demonstrasi Petani di India Berujung Rusuh, 6 Orang Dilaporkan Tewas

Enam orang tewas dalam sebuah aksi unjuk rasa petani di India.

Liputan6.com, New Delhi - Enam orang tewas ketika kekerasan pecah di negara bagian Uttar Pradesh di India pada Minggu 3 Oktober. Insiden itu terjadi setelah sebuah mobil yang dikaitkan dengan seorang menteri federal menabrak dua petani yang ikut serta dalam protes menentang undang-undang pertanian yang kontroversial.

Petani menuduh mobil itu milik putra Ajay Mishra, yang menjabat sebagai menteri dalam negeri junior India. Dua petani pun dilaporkan tewas tertabrak.

Dilansir Channel News Asia, Senin (4/10/2021), Mishra mengatakan putranya tidak hadir pada insiden itu, tetapi sebuah mobil yang dikendarai sopirnya kehilangan kendali dan menabrak para petani setelah orang tak dikenal melempari mobil tersebut dengan batu dan menyerangnya dengan tongkat dan pedang.

"Jika putra saya ada di sana, dia tidak akan keluar hidup-hidup," kata mitra TV Reuters, ANI.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Protes Para Petani

Dalam bentrokan berikutnya, tiga anggota Partai Bharatiya Janata yang berkuasa di India, seorang sopir dan dua petani lainnya tewas, menurut pejabat partai dan polisi. Kekerasan pecah di distrik Lakhimpur Kheri, sekitar 130 km utara ibu kota negara bagian Lucknow.

Kantor Ketua Menteri Yogi Adityanath mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.

Insiden itu memicu protes lebih lanjut dan blokade jalan di beberapa bagian negara bagian dan memicu kecaman di media sosial dari para pemimpin oposisi.

Sejumlah pemimpin oposisi nasional dan regional dijadwalkan mengunjungi keluarga para korban pada Senin (4/10/2021).

Dalam protes pertanian terlama di India, puluhan ribu petani telah berkemah selama berbulan-bulan di jalan raya utama ke New Delhi untuk menentang tiga undang-undang tersebut. Mereka mengatakan undang-undang tersebut akan mengikis mekanisme lama yang memberi petani jaminan harga minimum untuk beras dan gandum mereka.

Pemerintah mengatakan undang-undang tersebut akan membantu petani mendapatkan harga yang lebih baik.

Protes telah mendapatkan momentum di Uttar Pradesh menjelang pemilihan majelis negara bagian tahun depan, dengan sekelompok pemimpin petani yang berpengaruh meningkatkan tekanan pada pemerintah Perdana Menteri Narendra Mode untuk membatalkan undang-undang tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.