Sukses

Kesehatan Terganggu, Aung San Suu Kyi Minta Pengadilan Kurangi Frekuensi Sidang

Aung San Suu Kyi meminta hakim untuk mengurangi frekuensi persidangan yang harus ia hadiri.

Liputan6.com, Yangon - Mantan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi meminta hakim untuk mengurangi frekuensi persidangan yang harus ia hadiri.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (4/10/2021), permintaan Aung San Suu Kyi dikarenakan faktor kesehatannya yang terganggu, kata pengacaranya.

Aung San Suu Kyi yang tengah berada di masa peradilan, harus menghadiri sesi pengadilan dalam beberapa kasus.

Oleh karenanya, ia meminta untuk hadir setiap dua minggu sekali dan bukan setiap minggu, kata kepala pengacara Khin Maung Zaw melalui pesan teks.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Junta Myanmar Tak Izinkan Utusan Khusus ASEAN Bertemu Aung San Suu Kyi

Sementara itu, Junta Myanmar dilaporkan "tak mungkin memberikan izin" kepada utusan khusus ASEAN -- yang bertugas memfasilitasi dialog di negara yang dilanda kudeta itu -- untuk bertemu dengan pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi yang digulingkan.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara telah berada di bawah tekanan global untuk membantu menyelesaikan krisis di negara anggota Myanmar, di mana lebih dari 1.100 orang telah tewas dalam kekerasan pasca-kudeta menurut sebuah kelompok pemantau.

Wakil Menteri Luar Negeri Brunei Erywan Yusof, yang terpilih sebagai utusan khusus ASEAN pada Agustus setelah perselisihan panjang, telah menyerukan akses penuh ke semua pihak ketika ia berkunjung.

Tetapi seorang juru bicara junta mengatakan kepada AFP pada Kamis 30 September bahwa akan "sulit untuk memungkinkan pertemuan dengan mereka yang menghadapi persidangan," demikian seperti dikutip dari France24.

'Mereka' yang dimaksud merujuk pada Aung San Suu Kyi, yang saat ini tengah menjadi pesakitan dan tahanan junta.

"Kami akan mengizinkan pertemuan dengan organisasi resmi," tambah juru bicara Zaw Min Tun, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang kapan junta Myanmar akan memberikan izin bagi utusan untuk berkunjung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.