Sukses

7 Jenis Hewan Terakhir dari Spesies yang Diambang Kepunahan

Berikut 7 jenis hewan terakhir dari spesies yang diambang kepunahan.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap spesies memiliki wakil anggota terakhir yang masih hidup dari jenisnya sebelum ia punah.

Ada sejumlah faktor penyebab mengapa hewan nyaris atau bahkan sudah punah. Bisa disebabkan oleh kondisi alam, faktor biologis dan ulah manusia.

Walaupun beberapa hewan langka tinggal di wilayah yang terpencil, tak banyak orang yang ingin memburu hewan-hewan tersebut untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Namun, tidak semua tempat terpencil dan strategis tersebut bisa dijamah oleh orang banyak.

Dilansir Mental Floss, Minggu (3/10/21), terdapat beberapa hewan paling terkenal yang menandakan akhir zaman mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Benjamin si Harimau Tasmania

Ilustrasi harimau (Dok.Unsplash)

Harimau Tasmania di antara spesies langka yang punah pada abad ke-20. Marsupial karnivora terbesar di zaman modern, mereka menyerupai anjing dengan garis-garus hitam harimau dan kantong kanguru.

Jumlah harimau tasmania berkurang akibat perburuan, penyakit, dan hilangnya habitat setelah kolonisasi Australia. Benjamin, harimau tasmania yang menjadi akhir dari spesiesnya.

Benjamin tinggal di Kebun Binatang Hobart di Tasmania dari tahun 1933 hingga 1936. Benjamin ditangkap di liar dan mati dalam beberapa tahun.

3 dari 8 halaman

2. Booming Ben, Heath Hen

Ilustrasi ayam, hewan ovipar. (Photo by James Wainscoat on Unsplash)

Kepunahan Heath hen terjadi di akhir upaya pelestarian dengan susah payah, yang membuat kisahnya semakin tragis.

Setelah habitatnya diubah oleh penjajah, subspesies ayam betina dari ayam padang rumput yang lebih besar telah menghilang dari timur laut AS pada tahun 1870.

Tersisa burung terakhir yang tinggal di Martha's Vineyard, Massachusetts. Para konservasionis tidak memberikan spesies ini mati, mereka membuat cagar alam untuk populasi. Pada rahun 1916 jumlah mereka meningkat dari 100 menjadi 2000.

Tidak lama kemudian, peningkatan spesies itu musnah saat kebakaran hutan, yang membuat ratusan ayam mati. Meskipun ada upaya untuk membangun kembali kelompok tersebut, pada tahun 1929 hanya tersisa satu ayam jantan yang bernama Booming Ben dan tahun 1932 sudah tidak terlihat lagi.

4 dari 8 halaman

3. Martha, Passenger Pigeon

Ilustrasi Burung Kenari (Sumber: Pixabay)

Jauh sebelum Martha, passenger pigeon adalah burung yang melimpah di Amerika utara. Terbang dengan kawan ratusan juga dan melampaui matahari selama berjam-jam pada suatu waktu.

Pada pergantian abad ke-20, populasi mereka menyusut dari sekitar 6 miliar menjadi hanya beberapa spesimen penangkaran. Akibat deforestasi dan perburuan hewan memicu penurunan dramatis mereka. Martha hidup selama 29 tahun dan meninggal pada tahun 194, yang berarti menandai akhir dari jenisnya. Saat ini tubuhnya berada Washington, D.c karena pas kematiannya langsung di tempatkan di atas es.

5 dari 8 halaman

4. Celia, Pyrenean Ibex

Ilustrasi Rusa (dok.unsplash/ Edward Taylor)

Mayat Cilean ditemukan di Spanyol pada tahun 2000, ahli biologi menyatakan bahwa pyrenean ibex punah setelah bertahun-tahun mendapat tekanan perburuan dan persaingan dari ternak domestik.

Para ilmuwan berhasil mengkloning Celia pada tahun 2003, hal ini menandai pertama kalinya suatu spesies dibawa kembali dari kepunahan. Tetapi, upaya ini hanya beberapa menit karena ada cacat paru-paru.

6 dari 8 halaman

5. Toughie, Katak Pohon

Toughie adalah jenis katak yang pertama ditemukan dari jenisnya. Para peneliti menemukannya di Panama pada tahun 2005 selama upaya penyelamatan untuk menyelamatkan amfibi liar dari jamur kulit mematikan yang menyebar melalui hutan.

Diberi nama Toughie, saran dari putra koordinator konservasi amfibi kebun yang berusia 2 tahun. Toughie mati pada tahun 2016, kemungkinan spesies lainnya mati bersamanya.

7 dari 8 halaman

6. Turgi, Siput Pohon Polinesia

Pemukim membawa siput tanah raksasa Afrika ke Kepulauan Pasifik pada awal abad ke-20 untuk digunakan sebagai ornamen halaman, populasi lokal Partula turgida menderita.

Jenis siput karnivora yang berbeda kemudian diperkenalkan dalam upaya untuk mengendalikan spesies invasif, tetapi rencana itu menemui jalan buntu ketika siput mulai memakan siput pohon Polinesia alih-alih target yang dimaksudkan.

Turgi meninggal pada tahun 1996 dalam sebuah kotak plastik di Kebun Binatang London.

8 dari 8 halaman

7. Lonesome George, Kura-Kura Pulau Tinta

Kura-kura pulau pinta pertama kali terlihat di pulau senama di Galapagos pada tahun 1971.

Para konservasionis berusaha menemuka kura-kura pulau tinta betina yang masih hidup untuk dikawinkan oleh George. Tetapi upaya ini tidak berhasil, dan pada tahun 2012 George meniggal di penangkaran Pulai Santa Cruz California tanpa menghasilkan keturunan.

Diperkirakan usianya lebih dari 100 tahun saat kematiannya. Saat ini George dipajang di stasiun penelitian Charles Darwin di Galapagos.

 

Penulis : Alicia Salsabila

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.