Sukses

Studi Resmi CDC: Tak Divaksin Berisiko 11 Kali Lebih Tinggi Tewas Akibat COVID-19

Orang yang tidak divaksinasi melawan COVID-19 memiliki risiko 11 kali lebih mungkin meninggal jika mereka tertular virus, studi baru dari CDC Amerika Serikat menunjukkan.

Liputan6.com, D.C - Dalam temuan baru yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC, orang yang tidak divaksinasi melawan COVID-19 memiliki risiko 11 kali lebih mungkin meninggal jika mereka tertular virus.

Tapi itu tidak sesederhana mendapatkan virus dan kemudian mati. Orang yang tidak divaksinasi yang terinfeksi lebih mungkin untuk mengembangkan komplikasi kesehatan yang parah, membutuhkan rawat inap, dan dalam skenario terburuk mengakibatkan kematian pada akhirnya.

Lebih dari 600.000 kasus COVID-19 di Amerika Serikat dievaluasi tersebut, kata CDC sebagaimana dikutip dari Mashable, Minggu (26/9/2021).

Studi yang diterbitkan sebagai rilis awal (hal-hal masih bisa berubah) dalam CDC Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) melihat kasus COVID-19 yang muncul dari 4 April hingga 17 Juli 2021.

Para peneliti menemukan bahwa jumlah kematian di antara orang-orang yang tidak divaksinasi atau sebagian divaksinasi jauh lebih tinggi daripada mereka yang mendapat kedua dosis. 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semua Berubah Ketika Varian Delta Menyerang...

Tetapi pada saat yang sama, ketika varian Delta COVID-19 menjadi strain yang paling dominan, jumlah individu yang sepenuhnya divaksinasi yang meninggal akibat virus juga meningkat, yang menunjukkan penurunan kemanjuran dalam vaksin.

Namun, itu tidak berarti bahwa Anda tidak perlu mendapatkan vaksinasi.

Ketika melihat jumlah kematian di antara orang-orang yang tidak divaksinasi pada saat yang sama, mereka masih menyumbang sebagian besar kematian pada 84 persen.

Ketika Anda melihat infeksi pada umumnya, orang yang tidak divaksinasi menyumbang 82 persen kasus baru, dan 84 persen rawat inap.

Jadi, sementara ada indikasi vaksin kurang efektif terhadap varian Delta, angka-angka masih menunjukkan divaksinasi secara signifikan mengurangi risiko komplikasi dan kematian COVID-19.

"Intinya adalah ini: Kami memiliki alat ilmiah yang kami butuhkan untuk mengubah sudut pada pandemi ini," kata direktur CDC Rochelle Walensky.

Vaksinasi bekerja dan akan melindungi kita dari komplikasi parah COVID-19. Ini akan melindungi anak-anak kita dan memungkinkan mereka untuk tinggal di sekolah untuk belajar secara langsung yang aman."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.