Sukses

Jerman Bersiap Pilih Pemimpin Baru, Siapakah Pengganti Angela Merkel?

Selama hampir dua puluh tahun Angela Merkel dinilai sebagai pilar stabilitas di Jerman maupun Eropa.

Liputan6.com, Berlin - Jerman bersiap memilih pemimpin baru dalam pemilu yang dijadwalkan akan berlangsung pada Minggu (26/9) untuk menggantikan Kanselir Angela Merkel, yang akan mengundurkan diri.

Selama hampir dua puluh tahun Merkel dinilai sebagai pilar stabilitas di Eropa, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (24/9/2021).

Angela Merkel masih tetap populer, tetapi partainya sedang berjuang keras. Untuk pertama kali sejak Perang Dunia Kedua, beberapa jajak pendapat menunjukkan Demokrat Kristen berada di bawah 20 persen.

Dan jika pihak lain dapat bekerjasama membentuk koalisi, mereka dapat memaksa partai pimpinan Merkel mundur dari kekuasaan.

"Kohesi Eropa di masa-masa sulit ini, perekonomian yang kuat dan industri dengan iklim netral, dan arah yang jelas untuk keamanan nasional.”

Para pemilih mungkin menyetujui pesan itu, tetapi Laschet sendiri tampaknya tidak. Ketika mengunjungi kawasan yang dilanda banjir di Jerman bulan Juli lalu, Laschet tertangkap kamera sedang tertawa saat pidato Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier.

Sebaliknya kandidat Demokrat Sosial, Olaf Scholz, memimpin dalam beberapa jajak pendapat. Scholz, yang dalam pemerintahan koalisi saat ini menjabat sebagai menteri keuangan, merupakan favorit untuk menggantikan Angela Merkel.

"Ia (Scholz.red) memiliki posisi yang stabil dalam beberapa jajak pendapat. Kinerjanya sebagai menteri baik. Ia tidak memiliki kharisma dan pesona, namun ia menutupi hal itu dengan stabilitas. Dan semua ini dibantu oleh kelemahan pemilu ini sendiri," ujar pakar ilmu politik di Universitas Freie Berlin, Gero Neugebauer.

Dalam debat pemilu terbaru di televisi, Scholz tampil meyakinkan.

"Banyak warga melihat saya sebagai pemimpin pemerintahan mendatang, kanselir Jerman berikutnya. Dan saya secara terbuka mengatakan saya siap membangun pemerintahan koalisi bersama Green Party," kata Scholz.

The Green Party, yang dipimpin Annalena Baerbock, berada di urutan ketiga dalam beberapa jajak pendapat. Mereka siap membentuk pemerintah koalisi tetapi belum memiliki aturan kesepakatan yang jelas.

"Karena hanya ada sedikit waktu yang tersiksa untuk memerangi perubahan iklim, kami tidak akan dapat banyak berkompromi dalam hal kebijakan-kebijakan iklim," kata kandidat Green Party di Leipzig, Paula Piechotta.

Partai-partai yang lebih kecil – termasuk Demokrat Bebas atau Partai Kiri – bisa menjadi "kingmakers” atau pihak yang memiliki pengaruh politik dan dapat menyatukan para tokoh untuk bekerjasama atau berkoalisi. Ketiga partai utama telah mengesampingkan untuk bekerjasama dengan Partai Alternatif Untuk Jerman yang berhaluan kanan-jauh dan dalam jajak pendapat meraih sekitar 10 persen dukungan publik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jajak Pendapat

Mengenai isu-isu yang dapat memecah belah pemilih, jajak pendapat menunjukkan faktor perbedaan generasi dalam melihat suatu isu.

Jun Kinoshita, pemilih yang berusia 28 tahun mengatakan topik penting baginya adalah perubahan iklim.

Sementara bagi Corinna Anand, yang berusia 35 tahun, selain soal perubahan iklim, isu yang ingin diketahuinya dari para kandidat adalah soal pendidikan dan jasa penitipan anak.

Bagi Dirk Zeller, yang berusia 54 tahun, isu penting yang harus disampaikan para kandidat adalah soal pensiun, lapangan pekerjaan, dan bagaimana mengatasi kenaikan biaya gas dan listrik yang kini semakin mahal.

Sementara Briggitte, yang berusia 54 tahun, mengatakan orang-orang terkaya Jerman kini menjadi semakin kaya karena virus corona. Sementara banyak orang yang menilai mata pencahariannya memburuk dan hari ini mereka memiliki masalah yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya.

Sebagian orang Jerman mengharapkan terjadinya perubahan segera. Pembicaraan untuk membentuk pemerintahan koalisi kemungkinan akan memakan waktu berbulan-bulan, dan Merkel masih akan bertanggungjawab di tampuk pemerintahan hingga pihak-pihak yang bertarung dapat menyepakati penggantinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.