Sukses

Presiden Korsel Moon Jae-in Serukan Deklarasi Akhir Perang di Semenanjung Korea

Moon Jae-in menyerukan adanya deklarasi akhir perang di Semenanjung Korea.

Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Selasa (21/9) menyerukan dimulainya kembali pembicaraan dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) atau Korea Utara.

Tak hanya perbincangan biasa, ia menyerukan adanya deklarasi akhir perang di Semenanjung Korea, demikian dikutip dari laman Xinhua, Kamis (23/9/2021).

"Perdamaian di Semenanjung Korea selalu dimulai dengan dialog dan kerja sama," kata Moon dalam Debat Umum sesi ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA). "Saya menyerukan dimulainya kembali dialog antara kedua Korea dan antara Amerika Serikat dan Korea Utara (DPRK)."

"Hari ini, saya sekali lagi mendesak komunitas bangsa-bangsa untuk mengerahkan kekuatannya untuk deklarasi akhir perang di Semenanjung Korea," katanya.

Tahun lalu, Moon mengusulkan deklarasi untuk mengakhiri perang di Semenanjung Korea dalam pidato video di sesi ke-75 UNGA.

Baik DPRK dan Korea Selatan telah melakukan uji coba rudal dalam beberapa hari terakhir dan keduanya menyebut peluncuran rudal mereka sebagai tindakan "membela diri."

Seorang analis urusan internasional di DPRK baru-baru ini mengkritik Amerika Serikat karena melakukan kesepakatan ganda di Semenanjung Korea, yang disebutnya sebagai "batu sandungan dalam cara menyelesaikan masalah Semenanjung Korea" dan katalisator ketegangan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ingin Dialog dengan Korut Terjalin Kembali

Keinginan Moon ini juga pernah ia utarakan pada Mei 2021. Hal ini ingin ia upayakan pada masa terakhir jabatannya, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Dalam pidato nasional yang ditayangkan televisi pada Senin (10/5) dari Seoul, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa tahun terakhir dari lima tahun masa jabatan tunggalnya mungkin merupakan "peluang terakhir untuk beralih dari perdamaian yang tidak utuh ke arah perdamaian yang tidak dapat diubah lagi."

Moon menyatakan dukungan bagi pendekatan diplomatik Presiden AS Joe Biden yang "fleksibel, bertahap dan praktis" dalam mencapai denuklirisasi.

Tim kebijakan luar negeri Biden telah menyelesaikan peninjauan ulang mengenai kebuntuan masalah Korea Utara, yang menurut para pejabat akan bergantung pada langkah-langkah tambahan ke arah membujuk rezim di sana untuk menghentikan program misil balistik dan nuklirnya.

Pemimpin Korea Selatan itu menyatakan tujuannya bagi pertemuan puncaknya dengan Biden pada 21 Mei di Washington adalah "untuk memulihkan dialog antara kedua Korea serta AS dan Korea Utara."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.