Sukses

Bumi Kian Panas, Area Terumbu Karang Dunia Menyusut 50 Persen

Meningkatnya suhu air di bumi akibat pemanasan global serta polusi dan ekploitasi menjadi sebab utama menurunnya ekosistem terumbu karang dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Area terumbu karang di dunia telah menyusut hingga 50 persen sejak 1950. Penangkapan ikan berlebihan, pemanasan global, polusi laut, dan perusakan habitat telah menghancurkan terumbu karang.

Dari Great Barrier Reef sepanjang 2.300 kilometer di Australia hingga Saya de Malha Bank di Samudera Hindia, terumbu karang dan spesies ikan yang hidup bersamanya mengalami penurunan tajam. Penurunan ini diproyeksikan terus berlanjut seiring memanasnya Bumi pada abad 21.

Dikutip dari The Guardian, Rabu (21/9/2021), tinjauan yang dilakukan terhadap 14.705 survei terumbu karang di 87 negara menemukan bahwa penangkapan ikan telah meningkat secara dramatis sejak pertengahan 1990-an. Penangkapan spesies karang terbesar mencapai puncaknya pada 2002 dan memburuk sejak itu.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal One Earth, menemukan bahwa keanekaragaman spesies terumbu telah turun lebih dari 60 persen dan total area pertumbuhan terumbu berkurang sekitar setengahnya. Hal ini beriringan dengan berkurangnya layanan yang disediakan ekosistem untuk populasi manusia.

Terumbu karang adalah sumber makanan penting bagi jutaan orang di seluruh dunia, khususnya bagi masyarakat pesisir yang sumber utama protein hewaninya adalah ikan. Para peneliti khawatir bahwa penurunan ini akan memengaruhi stabilitas pangan di masa depan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penghuni Terumbu Karang yang Ikut Berkurang

Tyler Eddy, ilmuan peneliti di Memorial University of Newfoundland yang memimpin penelitian tersebut mengatakan, meski penurunan ekosistem terumbu karang telah lama tercatat di tingkat nasional, ia terkejut dengan besarnya penurunan pada skala global.

"Terumbu karang adalah salah satu ekosistem paling sensitif di planet ini. Merekalah yang pertama kali mengalami efek perubahan iklim ini. Ada penurunan yang cukup dramatis pada 60-an dan 70-an. Kemudian, pada 80-an masih ada sedikit penurunan, tetapi tidak terlalu curam," kata Eddy.

Tren berkurangnya area pertumbuhan karang pada tingkat nasional terbesar terjadi di Papua Nugini, Jamaika, dan Belize.

Tidak hanya terumbu, spesies yang hidup di terumbu karang juga terkena dampak penurunan. Ikan-ikan yang sensitif dengan suhu juga mengalami penurunan sehingga spesies yang lebih tangguh menjadi dominan.

3 dari 3 halaman

Masa Depan Terumbu Karang di Bumi yang Panas

John Bruno, ahli ekologi kelautan di University of North Carolina serta kontributor dalam studi tersebut mengatakan kesehatan terumbu karang global terus menurun.

Laut terus kehilangan karang dari sebagian besar terumbu dunia sejak data untuk penelitian ini berakhir. Gelombang panas laut meningkat pesat menyebabkan peristiwa pembersihan terumbu karang makin parah, termasuk di beberapa tempat paling terisolasi dan murni di dunia.

Beberapa tahun terakhir, terumbu Karibia telah dihancurkan oleh badai dan penyakit baru yang keduanya terkait dengan pemanasan laut.

Lautan dunia menyerap lebih dari 90% panas yang terperangkap oleh gas rumah kaca. Suhu air rata-rata terus meningkat seiring memanasnya planet ini.

"Terus terang, gambaran global untuk terumbu karang cukup suram," kata Bruno.

 

Penulis: Anastasia Merlinda

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.