Sukses

Denmark Hingga Chile, 5 Negara Ini Hidup Berdampingan Dengan COVID-19

5 negara ini hidup berdampingan dengan COVID-19, mulai dari berhasil dengan kampanye vaksinasi hingga memutuskan untuk membuka wisata internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah lebih dari 18 bulan pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia. Kini sejumlah negara telah memutuskan untuk hidup berdampingan dengan Virus Corona COVID-19.

Dilansir dari CNN, Selasa (21/9/2021), beberapa negara ini memiliki tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi sehingga dapat ditiru oleh negara lain. Sementara yang lain memutuskan hidup berdampingan dengan COVID-19 karena menganggap biaya pembatasan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan lebih besar dampaknya daripada manfaatnya.

Berikut lima negara yang hidup berdampingan dengan COVID-19 menggunakan strategi baru:

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Denmark

Pemerintah Denmark mencabut semua pembatasan virus corona yang tersisa di negara itu pada 10 September, dengan mengatakan COVID-19 bukan lagi "penyakit yang merupakan ancaman kritis bagi masyarakat."

Masyarakat Denmark sekarang dapat memasuki klub malam dan restoran tanpa menunjukkan sertifikat vaksin dan menggunakan transportasi umum tanpa mengenakan masker.

Selain itu masyarakat dapat berkumpul ramai, seperti hal nya kembali ke kehidupan sebelum adanya pandemi COVID-19. Menurut Our World in Data, kunci keberhasilan Denmark terletak pada peluncuran vaksinasinya per 13 September, lebih dari 74% populasi Denmark telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19.

Magnus Heunicke, Menteri Kesehatan menulis dalam laman Twitter-nya, bahwa tingkat transmisi saat ini berada di 0,7, yang berarti epidemi terus menurun. Jika di atas 1,0, kasus Covid-19 akan meningkat dalam waktu dekat, sebaliknya, jika di bawah 1,0, kasus akan berkurang dalam waktu dekat.

“Meskipun kita berada di tempat yang baik saat ini, kita tidak keluar dari epidemi. Dan pemerintah tidak akan ragu untuk bertindak cepat jika pandemi kembali mengancam fungsi penting dalam masyarakat kita,” kata Heunicke.

3 dari 7 halaman

2. Singapura

Pemerintah Singapura mengumumkan pada bulan Juni lalu bahwa mereka berencana untuk bergerak menuju hidup dengan strategi COVID-19, mereka berusaha mengendalikan wabah dengan vaksin dan memantau rawat inap daripada membatasi kehidupan masyarakat. Pihak berwenang mulai melonggarkan beberapa pembatasan pada bulan Agustus lalu, seperti diperbolehkan untuk makan di restoran bagi orang yang telah vaksinasi penuh dan berkumpul dalam kelompok dari dua orang menjadi lima orang.

Tetapi lonjakan kasus yang disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular, telah membuat strategi itu di bawah tekanan, sehingga pemerintah menghentikan strategi tersebut, dan menerapkan kembali pembatasan COVID-19 jika wabah baru tidak terkendali.Gugus tugas COVID-19 Singapura mengatakan akan berusaha untuk membatasi wabah melalui pelacakan kontak yang lebih cepat menular, kasus dan klaster baru dan tes wajib lebih sering untuk pekerja yang berisiko tinggi.

Terlepas dari tindakan tersebut, Singapura melaporkan total kasus COVID-19 satu hari tertinggi dalam lebih dari setahun pada hari Selasa, dan jumlah orang yang sakit tidak terlalu parah berkat vaksinasi. Saat ini Singapura mengejar "strategi nol-COVID" karena memiliki salah satu tingkat vaksinasi COVID-19 tertinggi di dunia, dengan 81% populasi divaksinasi sepenuhnya.

4 dari 7 halaman

3. Thailand

Thailand berencana untuk membuka kembali Bangkok dan destinasi populer lainnya untuk pengunjung asing bulan depan, kata pemerintah pekan lalu. Salah satu negara Asia Tenggara itu mencoba untuk menghidupkan kembali industri pariwisatanya yang penting walaupun jumlah kasus COVID-19 meningkat. Wisatawan yang sepenuhnya divaksinasi terhadap COVID-19 dan bersedia mengikuti aturan jika diminta melakukan tes, akan diizinkan memasuki kota Bangkok, Hua Hin, Pattaya dan Chiang Mai.

Pulau Phuket juga kembali dibuka pada 1 Juli, untuk wisatawan asing yang telah divaksinasi tanpa persyaratan karantina. Dilanjut pada tanggal 15 Juli, negara tersebut meluncurkan program serupa di pulau Koh Samui, Koh Pha Ngan dan Koh Tao.

Menurut Our World in Data, pada 13 September, hanya di bawah 18% dari populasi Thailand yang telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19, dan 21% yang telah divaksinasi sebagian. Oleh karena itu tingkat vaksinasi di Thailand tertinggal dari beberapa negara tetangga.

5 dari 7 halaman

4. Afrika Selatan

Afrika Selatan telah mulai melonggarkan beberapa pembatasan COVID-19 karena tingkat kasus menurun di negara tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan negara ini antara lain, jam malam nasional telah dipersingkat menjadi 11 malam hingga pukul 4 pagi, jumlah pertemuan yang diizinkan telah meningkat menjadi 250 orang di dalam ruangan dan 500 di luar ruangan, dan pembatasan penjualan alkohol semakin dikurangi.

Pelonggaran pembatasan, diumumkan oleh Presiden Cyril Ramaphosa pada hari Minggu. Ramaphosa memperingatkan bahwa kasus gelombang ketiga oleh varian Delta yang lebih menular belum berakhir, tetapi kini negara itu memiliki dosis vaksin yang cukup untuk mencakup seperempat orang dewasa, dengan menerima setidaknya satu dosis.

Ia juga mendorong semua orang untuk divaksinasi dan mematuhi pembatasan yang tersisa untuk memungkinkan negara kembali normal.

6 dari 7 halaman

5. Chile

Chile telah dipuji secara internasional karena kampanye vaksinasinya yang lancar dan sukses. Menurut laporan terbaru kementerian kesehatan, hampir 87% warga Chile yang memenuhi syarat telah divaksinasi penuh. Negara ini sudah mulai mendistribusikan suntikan booster kepada mereka yang divaksinasi lengkap.

Pada hari Kamis, otoritas kesehatan menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 dari China Sinovac untuk anak-anak berusia enam tahun ke atas, dengan inokulasi yang dimulai pada hari Senin.

Terlepas dari ancaman varian Delta, pada hari Rabu, pemerintah mengumumkan untuk membuka kembali negara itu sebagai destinasi pariwisata internasional mulai 1 Oktober. Wisatawan asing non-penduduk dapat masuk ke negara ini jika mereka memenuhi persyaratan tertentu dan diisolasi selama lima hari pada saat kedatangan.

"Sangat penting untuk menunjukkan bahwa ini adalah langkah pertama, dan kami akan dapat terus bergerak maju selama kami menjaga kondisi kesehatan yang tepat." kata José Luis Uriarte, Wakil Sekretaris Pariwisata.

Itulah lima negara yang harus diperhatikan dengan cermat bagaimana strategi baru mereka dalam upaya hidup berdampingan dengan COVID-19.

 

Penulis : Vania Dinda Marella

7 dari 7 halaman

Infografis Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.