Sukses

Swedia hingga Inggris, 3 Negara Teratas yang Menerapkan Pembayaran Non-Tunai

Pembayaran non-tunai yang dilakukan di beberapa negara.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat yang tidak menunggunakan uang tunai dalam transaksi moneter bisa disebut masyarakat cashless atau non-tunai. Biasanya masyarakat ini menyukai cara pembayaran alternatif, seperti kartu kredit, pembayaran tanpa kontak, atau mata uang kripto.

Sampai saat ini belum ada masyarakat yang benar-benar melakukan pembayaran cashless atau non-tunai, tetapi negara di seluruh dunia sudah merangkul sistem pembayaran non-tunai. Menurut beberapa ahli, transisi ini bisa terjadi pada awal 2022 tetapi sulit untuk memprediksi untuk tanggal pastinya.

Berikut tiga negara teratas yang menerapkan pembayaran non-tunai, dikutip dari corecashless.com, Jumat (17/9/2021):

1. Swedia

Di Swedia, 85% memiliki akses ke perbankan online, hanya 2% transaksi secara uang tunai di negara ini. Ada beberapa alasan untuk tren cashless ini, Swedia memiliki akses ke aplikasi pembayaran populer yang bernama Swish, dan aplikasi ini digunakan lebih dari 50% di negara tersebut.

Sejauh ini, katalis terbesar adalah sebagian dari pengecer Swedia yang tidak mengakses pembayaran tunai. Faktanya, toko yang berada di Swedia hanya 20% yang melakukan pembayaran secara tunai.

2. China

China juga mejadi salah satu negara yang luas dalam melakukan pembayaran non-tunai. Sebagian besar pembayaran non-tunai didominasi oleh Tencent's WeChat Pay atau Alipay, yang dimiliki oleh Alibaba.

Berbeda dengan banyak negara lain, China belum menerima pembayaran kartu kredit. Pembayaran non-tunai di China dilakukan dengan kode QR melalui ponsel mereka. Tren ini mulai merambah ke negara lain yang memiliki banyak wisatawan China.

3. Inggris

Di Inggris, kartu kredit, pembayaran online dan pembayaran tanpa kontak menjadi pengganti pembayaran tunai. Uang tunai tidak lagi diterima di transportasi umum di Inggris dan jumlah ATM yang tersedia semakin berkurang.

Selain itu, Inggris saat ini memimpin dunia dalam penerapan pembayaran contactless atau pembayaran tanpa kontak fisik. Hampir semua toko yang berada di Inggris menerapkan pembayaran tanpa kontak. Mastercard menemukan bahwa telah terjadi peningkatan 97% dalam pembayaran tanpa kontak di seluruh Eropa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

AS dalam Penerapan Pembayaran Non-Tunai

Tren cashless atau pembayaran non-tunai telah berkembang di seluruh dunia. Konsumen AS layak untuk menerapkan pembayaran cashless, dikarenakan konsumen di AS semakin menjauh dari uang tunai dan melakukan pembayaran dengan bentuk lain.

Namun, ada beberapa kendala yang mencegah hal tersebut terjadi, beberapa kota seperti New Jersey, Philadelphia, dan Massachusetts memiliki undang-undang yang melarang perdagangan tanpa uang tunai. Para legislator di kota-kota ini berpendapat bahwa perdagangan tanpa uang tunai merugikan penduduk berpenghasilan rendah.

Lebih dari 70% orang di Amerika masih menggunakan uang tunai dalam pembayaran. Meskipun AS saat ini berada di belakang Eropa dan Asia dalam hal transaksi non-tunai, kemajuan FinTech (teknologi keuangan) dan preferensi pembayaran seluler oleh Milenial dan GenX mengarah pada adopsi pembayaran non-tunai yang terus meningkat oleh pedagang yang sejalan dengan tren global.

 

Penulis : Alicia Salsabila

3 dari 3 halaman

Infografis Ayo Bersiap Transisi dari Pandemi ke Endemi Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.