Sukses

SpaceX Luncurkan Kru Astronaut Amatir, Pertama di Dunia yang Mengorbit Bumi

SpaceX meluncurkan kru astronaut amatir yang pertama di dunia mengorbit Bumi.

Liputan6.com, Jakarta - SpaceX telah meluncurkan kru pertama "astronaut amatir" di dunia dalam penerbangan pribadi untuk mengelilingi Bumi selama tiga hari.

Melansir The Guardian, Kamis (16/9/2021), peluncuran yang sukses pada Rabu (15/9) malam menandai misi paling ambisius dalam pariwisata angkasa luar. Ini adalah penerbangan penumpang carteran pertama untuk perusahaan luar angkasa Elon Musk dan pertama kalinya sebuah roket melesat ke orbit dengan awak yang tidak berisi astronaut profesional.

 

"Ini benar-benar mengejutkan saya," kata direktur SpaceX, Benji Reed, pada malam peluncuran dari Kennedy Space Center NASA. 

"Ini membuatku merinding bahkan sekarang untuk membicarakannya."

Orang yang memimpin penerbangan tersebut adalah Jared Isaacman (38). Isaacman adalah miliarder ketiga yang diluncurkan musim panas ini, setelah penerbangan oleh Richard Branson dari Virgin Galactic dan Jeff Bezos dari Blue Origin pada bulan Juli.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Astronaut Amatir

Isaacman bergabung dengan Hayley Arceneaux (29) seorang penyintas kanker yang bekerja sebagai asisten dokter di Rumah Sakit Penelitian Anak St Jude di Memphis, Tennessee. Isaacman telah menjanjikan $ 100 juta dari kantongnya sendiri ke rumah sakit dan mencari sumbangan $ 100 juta lagi.

Orang lain yang juga tergabung dalam perjalanan tersebut adalahh Chris Sembroski (42) seorang insinyur data di Everett, Washington, dan Sian Proctor (51) seorang pendidik perguruan tinggi di Tempe, Arizona.

Arceneaux menjadi orang Amerika termuda di luar angkasa dan orang pertama di luar angkasa dengan prostesis, batang titanium di kaki kirinya.

Mereka akan menghabiskan tiga hari untuk mengorbit Bumi pada ketinggian yang luar biasa tinggi 357 mil (575 km) – 100 mil (160km) lebih tinggi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, sebelum mendarat di lepas pantai Florida akhir pekan ini.

Sementara NASA tidak memiliki peran dalam proses tersebut, para manajer dan astronautnya mendukung penerbangan tersebut, yang dijuluki Inspiration4.

"Bagi saya, semakin banyak orang yang terlibat di dalamnya, baik swasta atau pemerintah, semakin baik," kata astronaut NASA Shane Kimbrough, yang mendekati akhir masa tinggal enam bulannya di stasiun luar angkasa.

3 dari 3 halaman

Latihan Sebelum Jalankan Misi

Meskipun kapsul yang membawa para astronaut amatir tersebut otomatis, keempat peserta tetap menjalankan pelatihan selama enam bulan untuk penerbangan guna mengatasi keadaan darurat apa pun.

Pelatihan itu termasuk penerbangan sentrifugal dan jet tempur, latihan peluncuran dan masuk kembali di simulator kapsul SpaceX dan perjalanan melelahkan mendaki Gunung Rainier di Washington.

Empat jam sebelum lepas landas, keempatnya muncul dari hanggar roket besar SpaceX, melambaikan tangan dan memberikan ciuman kepada keluarga dan karyawan perusahaan mereka, sebelum mereka dibawa pergi untuk mengenakan setelan penerbangan putih mereka yang ramping. Sesampai di landasan peluncuran, mereka berpose untuk berfoto dan bertepuk tangan.

Perjalanan pribadi SpaceX berikutnya, awal tahun depan, akan melihat seorang pensiunan astronot NASA mengawal tiga pengusaha kaya ke stasiun luar angkasa untuk kunjungan selama seminggu. Rusia akan meluncurkan aktor, sutradara film, dan taipan Jepang ke stasiun luar angkasa dalam beberapa bulan ke depan.

Dulu menentang wisata luar angkasa, kini NASA menjadi pendukungnya. Pergeseran dari astronot pemerintah ke non-profesional "sangat mengejutkan", kata mantan administrator NASA Charles Bolden, mantan komandan pesawat ulang-alik.

"Suatu hari nanti astronot NASA akan menjadi pengecualian, bukan aturannya," kata Mason Peck dari Cornell University, seorang profesor teknik yang menjabat sebagai kepala teknolog NASA hampir satu dekade lalu. 

"Tapi mereka kemungkinan akan terus menjadi pelopor yang akan diikuti oleh kita semua."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.