Sukses

WHO Minta Negara Kaya Tunda Booster Vaksin COVID-19 hingga 2022

Sebelumnya, WHO meminta negara-negara kaya untuk tidak memberikan booster hingga September 2021.

Liputan6.com, New York City - Pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (8/9), meminta negara-negara untuk menangguhkan suntikan penguat (booster) vaksin COVID-19 selama sisa tahun ini untuk memastikan negara-negara miskin memiliki lebih banyak akses pada vaksin.

Sejauh ini, seruan seperti itu tidak diindahkan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan "terkejut" karena produsen vaksin mengatakan memiliki cukup pasokan untuk memenuhi kedua permintaan tersebut, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (10/9/2021).

"Saya tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengendalikan pasokan vaksin global beranggapan bahwa warga miskin dunia harus puas dengan sisa vaksin," kata Tedros.

"Dosis ketiga mungkin diperlukan untuk populasi yang paling berisiko, di mana ada bukti berkurangnya kekebalan. Tetapi untuk saat ini, kita tidak ingin melihat penggunaan booster secara luas untuk orang sehat”," lanjut Tedros.

Dirjen WHO itu sebelumnya meminta negara-negara kaya untuk tidak memberikan booster hingga September.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korea Selatan Akan Mulai Tawarkan Booster Vaksin COVID-19 Oktober 2021

Korea Selatan berencana untuk mulai memberikan booster vaksin COVID-19 mulai Oktober mendatang, bergabung dengan beberapa negara yang telah menyetujui dosis tersebut di tengah infeksi yang muncul kembali dan kekhawatiran bahwa perlindungan vaksin berkurang seiring waktu.

Mengutip Channel News Asia, Rabu (1/9/2021), rencana tersebut akan dimulai setelah target Oktober untuk vaksinasi penuh 70 persen dari populasi tercapai, karena pihak berwenang bertujuan untuk meningkatkan tingkat di atas 80 persen, dengan cakupan untuk wanita hamil dan anak di bawah umur antara 12 dan 17 pada kuartal keempat.

Dosis booster awal akan diberikan kepada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau dianggap berisiko tinggi.

Yang lain akan menerimanya enam bulan setelah vaksinasi penuh, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.

"Kami akan mulai dengan suntikan booster untuk kelompok berisiko tinggi seperti orang tua dan pencegahan virus, tenaga medis dan secara bertahap memperluas vaksinasi sejalan dengan rekomendasi ahli dan keputusan oleh otoritas kesehatan," kata Presiden Moon Jae-in kepada pembantu utamanya pada hari Senin (30/8).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.