Sukses

Taliban Rebut Kedubes Norwegia di Afghanistan, Miras Dimusnahkan

Taliban janji Kedubes Norwegia akan dikembalikan.

Liputan6.com, Kabul - Pasukan Taliban merebut Kedutaan Besar Norwegia di Kabul, Afghanistan. Mereka pun memusnahkan minuman keras (miras) di lokasi.

Duta Besar Norwegia untuk Iran, Sigvald Hauge, menyebarkan informasi ketika pasukan Taliban tampil membawa senjata api dan bendera Norwergia. Katanya mereka berjanji akan mengembalikan kantor kedubes itu lagi.

"Taliban sekarang telah merebut Kedutaan Besar Norwegia di Kabul. Katanya mreka akan mengembalikan ke kita nanti. Tetapi pertama botol-botol anggur dipecahkan dan buku-buku anak dihancurkan," tulis Dubes Sigvald Hauge melaui Twitter, dikutip Kamis (9/9/2021).

Ia pun ikut menyindir Taliban yang menghancurkan buku anak dan miras tetapi membawa senjata api, seakan-akan buku anak dan miras malah lebih berbahaya.

Untuk informasi, Kedubes Norwegia di Kabul sedang tutup sementara usai Taliban berkuasa. Staf dievakuasi sejak Agustus lalu. Kedubes Eropa lain, seperti Denmark, juga melakukan hal serupa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kelompok Anti-Taliban Ajak Dunia Tak Akui Pemerintahan Baru di Afghanistan

Pasukan anti-Taliban di Afghanistan telah meminta masyarakat internasional untuk tidak mengakui pemerintah baru yang diumumkan oleh kelompok militan tersebut.

Kabinet sementara - yang tidak terdiri dari wanita, dan seluruhnya terdiri dari para pemimpin Taliban atau rekan mereka - juga telah dikritik oleh AS.

Melansir BBC, Rabu (8/9/2021), anggota kelompok anti-Taliban yang menentang Taliban di provinsi Panjshir mengatakan pemerintah baru itu "ilegal".

AS menyatakan keprihatinannya pada angka-angka yang terkait dengan serangan terhadap pasukan AS.

Kabinet sementara dipimpin oleh Mullah Mohammad Hassan Akhund, yang masuk dalam daftar hitam PBB. Sosok lainnya, Sirajuddin Haqqani, juga diburu FBI Amerika.

Baca selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.