Sukses

Jepang Lapor Kematian Ketiga Terkait Vaksin Moderna yang Terkontaminasi

Kasus meninggal kembali terjadi di Jepang terkait vaksin COVID-19 Moderna yang terkontaminasi.

Liputan6.com, Tokyo - Jepang melaporkan kasus ketiga orang meninggal setelah menerima vaksin COVID-19 dari salah satu dari tiga batch vaksin Moderna sejak diidentifikasi terkontaminasi, meskipun pihak berwenang mengatakan belum ada hubungan sebab akibat yang ditemukan.

Mengutip The Guardian, Selasa (7/9/2021), pria berusia 49 tahun itu mendapat suntikan kedua pada 11 Agustus dan meninggal pada hari berikutnya.

Satu-satunya masalah kesehatann yang diketahui adalah alergi terhadap soba, kata kementerian kesehatan Jepang. Seperti dua kematian sebelumnya, kementerian mengatakan belum menentukan apakah kematian terakhir terkait dengan vaksin.

Vaksin berasal dari batch yang sama yang ditemukan memiliki fragmen baja tahan karat di dalamnya, yang menyebabkan penarikan 1,63 juta dosis vaksin Moderna pada 26 Agustus. Tiga batch tersebut diproduksi di Spanyol di bawah kontrak oleh Moderna.

Pihak perusahaan sejauh ini belum mengomentari kematian terbaru, tetapi minggu lalu mengeluarkan pernyataan bersama dengan distributor lokal Takeda Pharmaceutical, dan mengatakan: “Kehadiran partikel stainless steel yang langka dalam vaksin COVID-19 Moderna tidak menimbulkan risiko keamanan yang tidak semestinya bagi pasien, dan tidak mempengaruhi profil manfaat atau risiko produk.”

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kontaminasi Vaksin Moderna

Awal bulan lalu, dua pria berusia 30-an tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya meninggal dalam beberapa hari setelah mendapatkan dosis kedua vaksin Moderna.

Kontaminan yang diyakini sebagai potongan karet dari sumbat botol yang masuk ke cairan vaksin karena jarum yang dimasukkan secara tidak benar ditemukan di Okinawa, Gunma dan Kanagawa pada akhir Agustus dan awal September. 

Tidak ada masalah yang dilaporkan di antara mereka yang disuntik dengan vaksin yang terkontaminasi, yang berasal dari batch yang berbeda dengan yang ditarik sebelumnya.

Lebih dari 500.000 orang telah disuntik dengan vaksin dari tiga batch yang salah, menurut menteri yang bertanggung jawab atas program vaksin, Taro Kono.

Sebagian besar vaksin COVID-19 yang digunakan di Jepang dibuat oleh Pfizer, meskipun setidaknya 12,2 juta dosis Moderna telah diberikan. 

Hampir total 136 juta dosis vaksin Virus Corona COVID-19 telah diberikan di Jepang, di mana 48% populasinya telah divaksinasi penuh dan lebih dari 59% telah menerima setidaknya satu suntikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.