Sukses

5 Fakta di Balik Kudeta Guinea, Bagaimana Nasib Presiden Alpha Conde?

Berikut ini fakta-fakta terkait kudeta Guinea di Afrika Barat.

Liputan6.com, Conakry - Kudeta milter terjadi di Guinea, Afrika Barat. Junta militer merebut kekuasaan dari pemerintah yang sah. 

Gejolak politik di Guinea sebetulnya sudah lama terjadi. Diperparah sejak keputusan Presiden Alpha Conde untuk mengubah konstitusi dan akhirnya menambah masa jabatan. 

Presiden Alpha Conde berkuasa sejak 2010. Harusnya ia telah selesai berkuasa tahun lalu, tapi malah mengubah konstitusi.

Junta militer akhirnya merebut kekuasaan dari Presiden Guinea Alpha Conde. Akibat kudeta ini, politikus berusia 83 tahun itu harus pasrah melepaskan kekuasaan yang ia pegang sejak 2010.

Berikut 5 fakta terkait kudeta Guinea:

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Kudeta 5 September

Junta militer melaksanakan kudeta pada 5 September 2021. Suara tembak-menembak sempat terdengar di area Istana Kepresidenan pada pagi hari. 

Hanya dalam sehari, pemerintahan sah jatuh ke tangan militer. Presiden Conde hanya tampak pasrah ketika ditangkap militer

Sempat terjadi simpang siur ketika kudeta terjadi, pasalnya Kementerian Pertahanan mengklaim pelaku kudeta berhasil ditangani. Namun, nyatanya kudeta berhasil.

3 dari 6 halaman

2. Dipimpin Kolonel Mamady Doumbouya

Sosok terdepan di kudeta militer ini adalah Kolonel Mamady Doumbouya. Ia merupakan polisi sekaligus anggota pasukan khusus di Guinea. 

Usai kudeta, Kolonel Doumbouya yang identik dengan kacamata hitam dan baret merah ini langsung tampil di TV nasional dan memberikan keterangan.

Kelompok junta militer ini menamakan diri mereka sebagai Komite Nasional Rekonsiliasi dan Pembangunan. Pihaknya mengklaim kudeta ini untuk rakyat.

4 dari 6 halaman

3. Ngotot 3 Periode

Sebelum kudeta, Presiden Conde merombak konstitusi Guinea. Jabatan presiden di negara itu sebetulnya terbatas dua periode untuk masa lima tahun, Conde lantas melaksanakan referendum untuk mengganti masa jabatan jadi enam tahun. 

Referendum digelar pada Maret 2020. Isi referendum itu tak hanya terkait masa jabatan presiden, tetapi juga program-program sosial seperti pelarangan kawin paksa.

Tetapi, perubahan masa jabatan itu dijadikan celah agar bisa maju lagi sebagai presiden. Ia lantas maju lagi dalam pemilu 2020 dan menang. 

Belum setahun menikmati periode ketiga, ia sudah dikudeta.

5 dari 6 halaman

4. Pasrah Dijemput Militer

Pada video yang beredar, Presiden Conde hanya bisa duduk pasrah saat ditangkap militer. 

Kondisi Conde terlihat baik-baik saja. Pihak junta militer juga menyebut kondisi eks-presiden itu tidak apa-apa dan sedang bersama dokter. 

Tak diketahui lokasi Conde saat ini, maupun keadaan eks-Ibu Negara Djebe Kaba Conde.

6 dari 6 halaman

5. Gubernur Diganti Komandan Regional

Pihak junta militer juga menegaskan bahwa gubernur-gubernur provinsi juga akan terdampak di pergantian pemerintahan. 

Gubernur akan diganti oleh komandan regional. Pihak-pihak yang berani protes akan dianggap melakukan pemberontakan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.