Sukses

170 Ribu Orang Prancis Diprediksi Ikut Demo Tolak Paspor Kesehatan COVID-19

Gelombang demo melawan paspor kesehatan (pass sanitaire) terus berlanjut di Prancis.

Liputan6.com, Paris - Di tengah pandemi COVID-19, gelombang demo melawan aturan paspor kesehatan (pass sanitaire) kembali terjadi di Prancis untuk minggu ke delapan. Pada Sabtu (4/9/2021), peserta demo diprediksi antara 130 ribu sampai 170 ribu orang. 

Prediksi jumlah itu menurun dari demo sebelumnya ketika peserta pernah lebih dari 200 ribu. Paspor kesehatan itu ditolak karena bisa membatasi pergerakan warga yang belum mendapat vaksin COVID-19.

Berdasarkan laporan BMF TV, aparat menanti lebih dari 200 unjuk rasa di seluruh Prancis. Untuk di wilayah ibu kota Paris, jumlah pendemo diperkirakan 17 ribu hingga 27 ribu orang. 

Kelompok militan yang vokal dalam menolak paspor kesehatan adalah Le Nombre Jaune. Pada 29 Agustus lalu, mereka mengklaim ada minimal 323 ribu peserta unjuk rasa anti-paspor kesehatan, meski pemerintah hanya menyebut ada 160 ribu orang pendemo. 

Presiden Prancis Emmanuel Macron sendiri kukuh untuk terus melanjutkan program paspork kesehatan. Warga yang mau dilayani oleh restoran atau kafe harus punya paspor ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wajah Macron Diedit Mirip Hitler

Pada Juli 2021, warga ada yang protes aturan COVID-19 Presiden Macron dengan menyamakannya seperti Adolf Hitler. Foto Macron lantas diedit mirip Hitler di kota Toulon.

Dilaporkan Le Figaro, Jumat (30/7), pihak yang dilaporkan oleh Presiden Macron adalah pemilik billboard tersebut. Foto Macron diedit mirip Hitler karena masalah paspor kesehatan di Prancis.

Billboard itu menampilkan Presiden Macron yang mengenakan seragam Nazi, serta berkumis Hitler. Ada pula tulisan: "Patuhi. Divaksinlah kalian."

Menurut laporan France Bleu, foto Macron yang diedit itu dinilai menghina presiden republik secara umum. Pihak berwajib di Toulon sudah turun tangan untuk mengurus kasus ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.