Sukses

Presiden AS Joe Biden Siap Rilis Dokumen Rahasia Serangan 9/11

Keluarga korban 9/11 menyambut positif rencana Presiden Joe Biden.

Liputan6.com, New York City - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan deklasifikasi ke sejumlah dokumen rahasia terkait serangan 11 September 2001 (9/11) yang menghancurkan Menara World Trade Center (WTC) di New York. Perintah ini muncul menjelang peringatan 20 tahun tragedi tersebut.

Dilaporkan AP News, Sabtu (4/9/2021), perintah Biden ini juga datang setelah ada konflik dengan keluarga korban, survivor, serta regu penolong yang terlibat di 9/11. Mereka menolak kehadiran Joe Biden di acara memorial 9/11 apabila dokumen-dokumennya masih dirahasiakan.

Para keluarga korban itu berharap dokumen-dokumen itu bisa menungkap dugaan keterlibatan pemerintahan Arab Saudi.

Joe Biden berkata peristiwa signifikan 9/11 masih dirasakan dalam sejarah dan banyak rakyat Amerika Serikat.

"Maka dari itu penting untuk memastikan pemerintahan Amerika Serikat memaksimalkan transparansi," ujar Biden melalui perintah eksekutif.

Dokumen-dokumen itu diperintahkan akan dirilis dalam enam bulan ke depan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keluarga Korban Akan Ikut Pantau

Brett Eagleson, putra Bruce yang menjadi dari korban serangan 9/11, memuji langkah Joe Biden sebagai langkah pertama yang kritis. Eagleson yang menjadi advokat untuk keluarga korban lainnya menyebut para keluarga akan memantau proses ini dengan erat.

Mereka ingin memastikan Kementerian Kehakiman AS melaksanakan tugas deklasifikasi ini dengan niat baik.

Eagleson juga memastikan bahwa Joe Biden akan disambut di acara memorial 11 September 2021.

"Kami menanti untuk berterima kasih kepada Presiden Biden secara langsung pada pekan depan saat ia bergabung dengan kami di Ground Zero untuk menghormati mereka yang meninggal atau terluka 20 tahun lalu," ujarnya.

15 orang yang membajak pesawat yang menabrak pesawat di tragedi 9/11 adalah warga Saudi. Pemerintah Arab Saudi membantah bahwa mereka terlibat dalam serangan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.