Sukses

Jepang Bakal Kirim Robot Penjelajah Pengulik Jejak Kehidupan Planet Mars 2024

Jepang semakin yakin untuk meluncurkan robot penjelajah atau rover demi membawakan sampel tanah dari planet merah, Mars.

Liputan6.com, Tokyo - JAXA atau Badan Antariksa Jepang kembali berencana untuk membawa sampel tanah Mars ke Bumi sebelum misi Amerika Serikat dan China yang tengah beroperasi di Mars. Mereka berharap dapat menemukan titik terang mengenai asal usul planet Mars dan jejak kehidupan yang mungkin.

Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) milik Jepang berencana meluncurkan robot penjelajah pada 2024 untuk mendarat di satelit Phobos atau bulan Mars. Upaya tersebut bertujuan untuk mengumpulkan 10 gram (0,35 ons) tanah dan membawanya kembali ke Bumi pada 2029 mendatang.

Project Manager Yasuhiro Kawakatsu melalui konferensi virtual pada Kamis (26/8), mengatakan bilamana rencana ini berjalan lancar maka akan menempatkan Jepang di depan Amerika Serikat dan China perihal membawa sampel dari wilayah Mars. Meskipun Jepang memulai lebih lambat.

NASA’s Perseverance Rover atau robot penjelajah yang beroperasi di kawah Mars nantinya akan mengumpulkan 31 sampel yang akan dikembalikan ke Bumi. Misi tersebut akan memperoleh bantuan dari European Space Agency pada awal 2031.

Sebelumnya, China mendaratkan pesawat antariksa di Mars pada bulan Mei 2021 dan berencana untuk membawa kembali sampel sekitar 2030 nanti.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Titik Terang Jejak Kehidupan di Mars

Ilmuwan JAXA percaya sekitar 0,1% dari permukaan tanah di Phobos berasal dari Mars dan 10 gram dapat berisi sekitar 30 butiran, tergantung pada konsistensi tanah.

Tomohiro Usui, profesor di Institute of Space and Astronautical Science, mengatakan tanah di Phobos kemungkinan merupakan campuran material dari bulan itu sendiri dan material dari Mars yang disebarkan oleh badai pasir. Robot mengumpulkan sampel dari beberapa lokasi di Phobos.

Hal itu dapat memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan kemungkinan jejak kehidupan dari Mars daripada mendapatkan tanah dari satu lokasi di Mars.

Segala bentuk kehidupan yang mungkin berasal dari Mars akan mati akibat paparan radiasi matahari dan kosmik yang keras di Phobos. Misi NASA dan European Space Agency berfokus pada potensi bentuk kehidupan dan evolusi area kawah Jezero, yang diyakini sebagai danau purba.

"Dengan mempelajari sampel tanah Phobos termasuk bahan dari Mars, para ilmuwan berharap untuk belajar tentang evolusi biosfer Mars," jelas Usui dilansir dari AP News pada Kamis (26/8/2021).

Usui menambahkan bahwa penelitian Jepang tentang sampel Phobos dan NASA dari lokasi tertentu di kawah Mars dapat saling melengkapi dan dapat mengarah pada jawaban atas pertanyaan seperti bagaimana kehidupan Mars, jika ada, muncul dan berevolusi dalam waktu dan tempat.

Desember lalu, penyelidikan JAXA dan Hayabusa2 telah membawa kembali lebih dari 5 gram (0,19 ons) tanah dari asteroid Ryugu, lebih dari 300 juta kilometer (190 juta mil) dari Bumi dalam pengembalian sampel asteroid pertama yang berhasil di dunia.

 

Reporter: Bunga Ruth

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.