Sukses

Pengangguran di Amerika Berkurang, Capai Titik Terendah Sejak Pandemi COVID-19

Vaksinasi menjadi penyebab pengangguran di Amerika Serikat menurun.

Liputan6.com, Washington, D.C - Jumlah orang di Amerika Serikat yang mencari tunjangan pengangguran turun berturut-turut sejak pekan lalu. Ini menandakan pasar kerja Amerika mulai pulih dari resesi pandemi karena pengusaha mulai meningkatkan perekrutan untuk memenuhi lonjakan permintaan konsumen.

Departemen Tenaga Kerja mengklaim pada Kamis 19 Agustus bahwa pengangguran turun 29.000 menjadi 348.000. Rata-rata klaim 4 minggu, yang menghaluskan volatilitas dari minggu ke minggu, juga turun – sebesar 19.000, menjadi tepat di bawah 378.000, yang merupakan titik terendah selama pandemi COVID-19, seperti yang dilansir dari laman AP News, Jumat (20/8/2021).

Laju mingguan permintaan bantuan untuk pengangguran telah menjadi lebih stabil sejak 900.000 pada awal Januari. Berkurangnya klaim pengangguran ini pertama kali bertepatan dengan meluasnya pemberian vaksin, yang menyebabkan mereka dapat buka kembali atau memperpanjang jam kerja.

Namun, tetap saja, jumlah pengaplikasi masih tinggi menurut standar historis. Sebelum pandemi menghancurkan ekonomi pada Maret 2020, laju mingguan mencapai sekitar 220.000. Saat ini, timbul kekhawatiran dengan berkembangnya varian delta yang sangat menular dapat mengganggu pemulihan ekonomi. Beberapa ekonom telah mulai menurunkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan kuartal ini karena beberapa ukuran aktivitas ekonomi, seperti perjalanan udara, mulai melemah.

Menurut Congressional Research Service, pada April 2020 merupakan titik pengangguran tertinggi, yakni mencapai 14,8%. Pada Mei 2021, pengangguran tetap ada (5,8%), lebih tinggi dibandingkan Februari 2020 (3,5%).

Pengajuan tunjangan pengangguran secara tradisi dilihat sebagai ukuran real-time kesehatan pasar kerja. Namun, keandalan mereka merosot selama pandemi. Di banyak negara bagian, angka mingguan telah dimainkan. Banyak orang Amerika menganggur saat mereka menavigasi tantangan birokrasi untuk mencoba mendapatkan keuntungan. Komplikasi tersebut menjelaskan mengapa laju pengaplikasi tetap tinggi.

Secara keseluruhan, pasar kerja telah pulih sejak pandemi melumpuhkan ekonomi dan memangkas lebih dari 22 juta pekerjaan. Congressional Research Service menyatakan bahwa dampak terbesar pandemi dirasakan oleh sektor rekreasi dan perhotelan. Disusul sektor pendidikan, dan jasa serta sektor pemerintah juga telah menunjukkan kehilangan pekerjaan sejak Januari 2020.

Amerika Serikat sejak itu telah memulihkan 16,7 juta pekerjaan. Sementara itu, pemberi kerja telah mencatat rekor 10,1 juta lowongan, dan banyak yang mengeluh bahwa mereka tidak dapat menemukan cukup pelamar untuk mengisi posisi terbuka mereka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Ada Kekhawatiran

Penurunan permintaan bantuan minggu lalu lebih besar dari yang diperkirakan banyak ekonom. Peristiwa ini menjadi tanda bahwa pemulihan pasar kerja berada di jalur yang tepat, meskipun tetap ada kekhawatiran seputar penyebaran varian delta.

“Ketika kehidupan menjadi normal dan sektor jasa terus mendapatkan momentum (varian delta memungkinkan), kami memperkirakan klaim pengangguran memiliki kecenderungan untuk menurun,” Joshua Shapiro, kepala ekonom AS di perusahaan konsultan Maria Fiorini Ramirez, mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.

Beberapa pengusaha menganggap kekurangan tenaga kerja mereka sebagai tunjangan pengangguran tambahan dari pemerintah federal - termasuk $ 300 seminggu di atas bantuan negara reguler - untuk mengecilkan hati beberapa pengangguran untuk mencari pekerjaan. Sebagai tanggapan, banyak negara bagian telah menarik diri dari program federal, yang akan berakhir secara nasional bulan depan.

Para ekonom juga merujuk faktor-faktor lain yang membuat beberapa orang tersingkirkan dari pasar kerja. Mereka kesulitan menanggung biaya untuk perawatan anak, ketakutan akan terinfeksi virus ditempat kerja, dan keinginan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik sebelum di PHK saat pandemi.

Apa pun penyebabnya, ekonomi tetap 5,7 juta pekerjaan di bawah jumlah yang terjadi pada Februari 2020. AS mencatat rata-rata lebih dari 100.000 kasus COVID-19 baru per hari — naik dari kurang dari 12.000 pada akhir Juni — delta varian semakin mengaburkan.

Lebih dari 2,8 juta orang menerima tunjangan pengangguran negara pada minggu 7 Agustus, turun 79.000 dari minggu sebelumnya dan terendah sejak pandemi melanda.

Termasuk tunjangan federal, 11,7 juta menerima beberapa jenis tunjangan pengangguran pada minggu 31 Juli, turun dari 28,7 juta tahun sebelumnya. Penurunan itu sebagian disebabkan oleh meningkatnya jumlah orang yang bekerja dan tidak lagi menerima bantuan pengangguran.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.