Sukses

Korea Utara: Bergosip Soal Berat Badan Kim Jong-un Turun Dianggap Sebagai Tindakan Reaksioner

Sejumlah gosip memertanyakan kesehatan Kim Jong-un dan pihak Korut menganggap itu sebagai tindakan reaksioner.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara memperingatkan warganya untuk menahan diri dan tidak lagi berbicara tentang kesehatan pemimpin tertinggi Kim Jong-un yang baru-baru ini dilaporkan kurus.

Sejumlah gosip memertanyakan kesehatan Kim dan pihak Korut menganggap itu sebagai "tindakan reaksioner," demikian dikutip dari laman Radio Free Asia (RFA), Kamis (19/8/2021).

Otoritas pemerintah telah mendorong narasi bahwa Kim, yang punya status "Martabat Tertinggi," dalam kondisi sehat, dan menegaskan bahwa penurunan berat badan sang pemimpin baru-baru ini sebagai bukti bahwa ia menderita bersama rakyatnya.

Kim Jong-un memang dilaporkan tengah berjuang dengan kerawanan pangan kronis yang diperparah oleh efek jangka panjang pandemi COVID-19 dan bencana alam seperti topan.

Kim Jong-un terlihat lebih kurus ketika dia muncul di media pemerintah pada Juni 2021 usai absen dalam kurun waktu yang cukup lama, dan spekulasi di kalangan publik pun dimulai.

RFA melaporkan bahwa pada saat itu pihak berwenang menganggap penyebaran desas-desus tentang kesehatan Kim Jong-un sebagai pengkhianatan dan meluncurkan penyelidikan untuk mencari tahu di mana pembicaraan semacam itu dimulai.

Namun, upaya mereka untuk menghentikan orang mendiskusikan kesehatan Kim Jong-un tampaknya gagal, kata sumber kepada RFA.

"Seiring cerita tentang masalah kesehatan yang berkaitan dengan penurunan berat badan 'Yang Mulia' menyebar di antara penduduk, banyak unit penjaga lingkungan di sini di Chongjin membuat pernyataan resmi kepada orang-orang pada pertemuan mingguan mereka, mengatakan bahwa itu adalah 'tindakan reaksioner' untuk dibicarakan,” kata seorang penduduk kota yang tinggal di pelabuhan timur laut Korut pada 15 Agustus 2021.

"Unit pengawas lingkungan juga mengatakan penurunan berat badan secara tiba-tiba bukan karena masalah kesehatan, melainkan dia menderita dalam kesendirian demi negara dan orang-orang dalam krisis," kata sumber yang meminta identitasnya tak disebutkan.

Beberapa peserta di pertemuan itu mengatakan mereka patah hati karena pemimpin mereka menderita sendirian saat negara menghadapi krisis parah.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesaksian Warga Korut

Seorang penduduk kota Sariwon di Provinsi Hwanghae Utara, selatan ibukota Pyongyang, mengatakan kepada RFA bahwa unit penjaga lingkungan di sana juga telah memperingatkan orang-orang untuk tidak bergosip tentang kesehatan Kim.

"Meskipun Sariwon tidak mengadakan pertemuan darurat warga untuk meyakinkan mereka bahwa Yang Mulia sehat, itu memperingatkan orang-orang di pertemuan lingkungan untuk tidak lagi memperbincangkan menyebutkan kesehatannya," kata sumber kedua, yang meminta anonimitas karena alasan keamanan.

"Mereka menegaskan dilarang berbagi cerita tentang kesehatan pemimpin, yang mereka katakan menjadi kurus karena menumpuknya urusan nasional. Tapi kecurigaan publik bahwa dia memiliki masalah kesehatan belum mereda," kata sumber kedua.

Menurut sumber kedua, tidak dapat diduga bahwa orang akan begitu terbuka membicarakan kesehatan pemimpin mereka selama pemerintahan kakek Kim, Kim Il Sung (1948-1994) atau ayahnya Kim Jong Il (1994-2011).

Kapan pun Kim Jong Un absen dari pandangan publik untuk waktu yang lama, desas-desus tentang kesehatannya yang buruk atau rencana apa yang mungkin terjadi setelah kematiannya beredar baik di dalam maupun di luar Korea Utara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.