Sukses

4 Publik Figur Ini Pernah Dicap Sebagai Orang Tidak Waras

4 figur publik terkenal ini pernah dicap sebagai orang tidak waras.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi selebritas yang terkenal itu adalah sesuatu hal yang relatif. Ada yang terkenal dalam lingkup lokal, nasional, atau internasional. Ada yang terkenal hingga ke generasi-generasi berikut, ada yang hilang ditelan waktu.

Beberapa selebritas ini malah dikenal dengan status tidak menyenangkan karena sama-sama dinyatakan tidak waras.

Mereka adalah orang-orang yang melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri. Dulunya, mereka adalah figur publik yang menarik.

Dilansir dari laman List Verse, Rabu (18/8/2021), inilah beberapa publik figur dinyatakan gila.

1. Mary Todd Lincoln, Ibu Negara

Mary Todd Lincoln (wikimedia commons)

Mary Todd Lincoln (1818-1882) mengalami lebih banyak trauma daripada perempuan lain yang hidup pada masanya. Ia adalah Ibu Negara selama kerusuhan perang saudara Amerika. Ia menyaksikan suaminya dibunuh dengan mata kepalanya sendiri dan telah menderita karena kehilangan tiga putranya. Ia juga sering menjadi sasara gosip sosialita dan komentar kejam oleh pers.

Akibatnya, ia menjadi seseorang yang paranoid.

Bahkan merasa bahaya saat di ruang makan umum, ia mengakui, “saya takut; saya takut.”  Satu-satunya yang dapat ia andalkan adalah putra tunggalnya, Robert, seorang pengacara 31 tahun yang tinggal di Chicago bersama istri dan 2 anak.

2. Friedrich Nietzsche, filusuf

Friedrich Nietzsche (wikimedia commons)

Berdasarkan sebuah artikel di Hektoen International: A Journal of Medical Humanities, Friedrich Nietzsche (1844-1900) bermasalah dengan kesehatan mentalnya hampir sepanjang hidupnya. Ia depresi, ingin bunuh diri, dan mengalami halusinasi visual. Akhirnya ia menderita paresis umum orang gila yang disebabkan oleh neurosifilis kuaterner.

Atau begitulah gagasannya hingga saat ini. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa filusuf ini mungkin telah tak tahan terharap demensia frontotemporal. Kesimpulan dari penelitian baru dihasilkan dari tinjauan catatan medis aktual Nietzsche, merujuk silang pada pengetahuan masa kini tentang bagaimana sifilis dan demensia berkembang.

Menurut penulis Vaughn Bell, keraguan tentang infeksi luetik primer, durasi penyakit yang panjang, dan beberapa gambaran klinis Nietzsche menimbulkan pertanyaan tentang diagnosis aslinya. Hal ini mendukung keraguan beberapa orang sezaman Nietzsche. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa kondisi Nietzsche mungkin awalnya salah diagnosa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Frances Farmer, aktris

Frances Farmer (1913-1970), calon aktris yang berbakat dan cantik. Namun, seperti yang diamati oleh Cassandra Tate dalam artikelnya tentang bintang muda yang glamor, Farmer juga keras kepala, bermasalah, dan merusak diri sendiri,” dan pada 1944 setelah dinyatakan gila, ia “dilembagakan” hingga 1950. Setelah itu, ia menghabiskan sisa hidupnya dalam ketidakjelasan.

Menurut standard version of the Frances Farmer story, Tate berkata bahaw aktris tersebut merupakan korban dari ibu dengki dan Hollywood yang pendendam. Dan psikiater yang tidak peduli yang memasukkannya ke rumah sakit jiwa dimana ia disiksa, diperkosa berkali-kali, dan menjadi sasaran lobotomi.

Pada 1942, perilaku merusak diri Farmer meningkat. Ia mulai minum dan mengonsumsi amfetamin. Ibunya menyalahkan perilaku putri nya pada berbagai hal seperti persiapannya untuk peran yang akan datang, kelelahan saraf, dan dicap sebagai pelacur profesional. Namun, kata Tate, seorang psikiater menyalahkan perilaku aktris tersebut pada "psikosis manik depresif," yang dilihatnya sebagai pendahulu demensia praecox.

Menurut Tate, beberapa hari kemudian, Farmer dipercayakan pada sanatorium aktor layar di La Crescenta, California. Untuk 7 tahun ke depan, ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit jiwa karena telah didiagnosa psikosis manik depresif, kepribadian ganda, dan skizofrenia dengan ilusi paranoid.

4. Edward Beale McLean, penerbit

Edward Beale McLean, penerbit dan pemilik The Washington Post dari 1916 hingga 1933 (wikimedia commons)

Surat kabar sangat ingin menyalahkan kutukan Hope Diamond atas bencana yang menimpa Edward Beale McLean (1889-1941), pemilik dan penerbit terkenal The Washington Post. Meskipun Hope Diamont tidak menyebabkan kematian McLean.

Faktanya, selama beberapa tahun, ia menjalani kehidupan yang bahagia, tidak hanya multijutawan, ia juga berpengaruh dalam politik, bertanggung jawab atas komite pelantikan presiden Harding, dan selamat dari tuduhan skandal Teapot Dome (tampaknya ia memang tidak terlibat).

Keberuntungan McLean mulai berubah tahun 1930 ketika istrinya, Evalyn, menggugatnya untuk bercerai dengan alasan desersi dan non-dukungan. 3 tahun kemudian, setelah dinyatakan gila dan tidak mampu mengurus urusan diri sendiri, ia dikurung di rumah sakit Shepherd dan Enoch Pratt di Towson, Maryland sampai kematiannya pada tahun 1941.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.