Sukses

Perjuangan Timor Leste Masuk ASEAN Ternoda karena Dukung Junta Myanmar

Pada sebuah voting di PBB, Timor Leste malah bungkam terhadap kekerasan junta Myanmar.

Liputan6.com, Dili - Timor Leste berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Negara itu membutuhkan dukungan anggota ASEAN agar bisa menjadi anggota ke-11.

Salah satu dukungan yang dibutuhkan adalah dari Myanmar, negara yang baru saja mengalami kudeta militer yang tak terima kalah pemilu. Cara Timor "mencari dukungan" Myanmar lantas menuai kritikan.

Pasalnya, Timor Leste memilih abstain pada voting di PBB terkait pemberian kecaman kepada junta Myanmar. Voting itu berlangsung pada Juni 2021 lalu.

Timor Leste memilih abstain bersama Brunei, Thailand, dan Laos.

The Diplomat menulis bahwa langkah Singapura justru bertentangan dengan negara ASEAN lainnya seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura.

"Anggota-anggota (ASEAN) yang lain sekarang mungkin saja terdorong untuk berpikir ulang mengenai dukungan mereka terhadap masuknya Timor Leste ke ASEAN, meski ada pernyataan dari Kementerian Luar Negeri yang menjustifikasi abstain mereka atas dasar bahwa 'tidak ada posisi bersama di antara negara-negara anggota ASEAN,'" tulis The Diplomat, dikutip Senin (3/8/2021).

Media Australia itu juga menulis bahwa Timor Leste perlu melangkah dengan hati-hati di tengah "lingkungan keamanan" yang berubah secara cepat. Selain itu, Timor dianggap pengecut.

"Pemikiran bahwa Timor Leste dapat memenangkan penerimaan ASEAN dengan abstain dan secara efektif memberikan junta Myanmar dukungan halus di PBB merupakan hal yang pengecut dan hal yang menganggu, terutama mengingat masa lalu negara itu yang tragis," tulis The Diplomat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Klarifikasi Pemerintah Timor

Mantan Presiden Timor Lesta, Jose Ramos-Horta, turut mengungkap rasa kecewa terhadap keputusan Timor yang abstain di voting PBB. 

Voting tersebut tidak hanya untuk mengecam junta Myanmar, melainkan upaya dalam menghentikan penjualan senjata ke junta militer. 

Horta heran kenapa sampai ada abstainsi, padahal ada ratusan rakyat Myanmar yang tewas, dan banyak seniman yang ikut ditarget untuk dibunuh. 

"Siapa yang mengambil keputusan itu?" ujarnya melalui Facebook. 

Berdasarkan laporan media Timor Timur, Independente, pemerintah Timor lantas mengeluarkan pernyataan bahwa posisi Timor adalah mendukung proteksi HAM dan kepentingan rakyat Myanmar serta kehidupan mereka. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.