Sukses

Houthi Libatkan Anak di Bawah Umur dalam Keanggotaannya, Ini Respons Yaman

Houthi dianggap merampas hak anak-anak di wilayah mereka dan terlibat dalam pertempuran.

Liputan6.com, Sanaa - Menteri Penerangan Yaman Muammar Al-Eryani mengutuk milisi Houthi yang menyalahgunakan ribuan anak-anak terlibat dalam keanggotaannya. Dalam sebuah tweet pada Minggu 1 Agustus, ia mengecam militerisasi anak-anak yang terus berlanjut.

Seperti dikutip dari laman Arab News, Selasa (3/8/2021), Muammar Al-Eryani juga memperingatkan konsekuensi berbahaya bagi generasi Yaman dimasa mendatang.

Al-Eryani mengatakan, Houthi "merampas hak anak-anak di wilayah mereka untuk mendapatkan pendidikan, bermain, dan kehidupan normal sambil menggunakan mereka sebagai bahan bakar untuk pertempuran mereka untuk melayani ambisi Iran."

Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania dan organisasi SAM untuk Hak dan Kebebasan mengatakan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa Houthi telah merekrut secara paksa 10.300 anak-anak di Yaman sejak 2014 dan menyerukan tindakan segera untuk mengatasi masalah tersebut.

Laporan berjudul "Militerizing Childhood," menyoroti penggunaan sekolah dan fasilitas pendidikan oleh Houthi untuk merekrut anak-anak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Punya Anggota Perempuan

Selain anak-anak, sebelumnya otoritas di Yaman menggagalkan rencana pembunuhan pejabat militer yang akan dilakukan delapan wanita dari kelompok Houthi pada Februari 2021. Mereka semua bersembunyi di kota Marib.

Dilaporkan Arab News, delapan wanita itu berencana menyerang target lokal dan bersembunyi di rumah-rumah yang berbeda. Aparat telah melacak kelompok wanita itu selama lebih dari sebulan.

Menurut seorang petugas keamanan yang identitasnya tak ingin diungkap, para wanita itu punya perangkat GPS dan daftar target di ponsel mereka.

Ini pertama kalinya pemerintah Yaman menyalahkan kelompok polisi wanita Houthi bernama Zainabeat yang merencanakan serangan.

Pejabat Houthi membantah mengirim delapan wanita itu untuk membunuh pejabat pemerintah. Houthi justru menuduh bahwa pemerintah Yaman menawan para wanita itu.

Selama lima tahun terakhir, penegak hukum di Yaman telah menguak sel-sel tidur Houthi yang membantu memandu rudal balistik dan drone dengan peladak yang menyasar target militer, keamanan, dan sipil di Marib.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.