Sukses

Studi: Vaksin Sinopharm Kurang Kuat Lawan Varian Delta COVID-19

Studi ini menunjukkan vaksin Sinopharm kurang ampuh melawan varian Delta dan Beta COVID-19.

Liputan6.com, Colombo - Studi terbaru menunjukkan bahwa vaksin Sinopharm kurang ampuh melawan varian Delta. Tak hanya itu, efektivitas Sinopharm juga berkurang melawan varian Beta dari COVID-19.

Level antibodi vaksin BBIBP-CorV (Sinopharm) mengalami sedikit pengurangan, yakni 1,38 kali lipat melawan varian Delta, ketimbang melawan varian Wuhan, tulis rilis resmi Universitas Jayewardenepura, dikutip Kamis (22/7/2021).

Kekuatan vaksin Sinopharm juga tercatat berkurang hingga 10 kali lipat melawan varian Beta yang ditemukan di Afrika Selatan.

Studi ini dilaksanakan oleh Universitas Sri Jayewardenepura serta Dewan Munisipal Colombo di Sri Lanka. Universitas Oxford dari Inggris ikut terlibat. Studi ini dirilis pada Senin lalu sebelum proses peer review. 

Sebanyak 95 persen orang dilaporkan memiliki seroconversion rates yang tinggi (98,9 persen) setelah mendapatkan Sinopharm, meski usia 60 ke atas levelnya lebih rendah (93,3 persen).

Selain itu, sebanyak 81,25 persen penerima vaksin Sinopharm juga mendapatkan level antibodi yang tak jauh berbeda dengan antibodi yang didapat setelah terinfeksi. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ketua DPR Minta Vaksinasi di Indonesia Tak Ada Jeda

Sementara itu di Indonesia, Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemerintah untuk memastikan ketersediaan vaksin COVID-19 di seluruh daerah. Ia mengingatkan vaksinasi COVID-19 tidak boleh terhenti untuk mengejar target herd immunity yang sudah ditetapkan.

"Antusiasme rakyat untuk divaksin di sejumlah daerah jangan sampai menurun karena vaksin tidak tersedia," kata Puan di Jakarta, Rabu (21/7). 

Menurutnya, perintah Presiden Jokowi agar pemerintah daerah cepat menghabiskan stok vaksin, harus diimbangi oleh pengadaan vaksin yang juga cepat juga oleh pemerintah pusat. Sehingga proses vaksinasi COVID-19 jangan sampai ada jeda.

"Jangan sampai ada jeda. Vaksinasi jangan sampai terhenti karena vaksin tidak tersedia," ungkap Puan.

Mantan Menko PMK ini meminta pemerintah untuk terus berupaya dengan segala cara untuk mendatangkan vaksin, sehingga tidak ada lagi laporan dari daerah bahwa kehabisan sehingga vaksinasi COVID-19 terhenti.

"Pemda sudah menjalankan perintah Presiden agar vaksin dan dihabis dan tidak ada lagi stok. Tinggal sekarang pemerintah yang harus gerak cepat untuk mendatangkan vaksin," kata Puan.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.