Sukses

88 Orang Jadi Korban Penembakan Saat Perayaan Hari Kemerdekaan AS

88 orang menjadi korban penembakan saat perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat. Simak selengkapnya.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli, negara itu menghadapi banyak kasus penembakan.

Dikutip dari AFP, Rabu (7/7/2021) setidaknya 88 orang menjadi korban penembakan pada hari itu, yang 14 di antaranya berujung kematian.

Insiden mencekam tersebut terjadi di Chicago, kota terbesar ketiga di AS yang melihat banyak kasus kekerasan dan pembunuhan.

Angka kasus kekerasan di Chicago tahun ini lebih tinggi daripada yang tercatat pada 2020 lalu, yaitu sebanyak 774 kasus -- tahun paling mematikan kedua di Chicago dalam sejarah.

Angka tersebut bahkan melebihi kasus gabungan di New York dan Los Angeles.

Maka dari itu, anggota Dewan Kota Chicago mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan meminta keterangan dari inspektur polisi, David Brown selama enam jam pada 2 Juli tentang strategi polisi.

Terlepas dari pertemuan itu, 10 orang lebih banyak ditembak daripada akhir pekan lalu, ketika 78 ditembak, 10 fatal, di seluruh kota.

Tahun 2020 tercatat ada sebanyak 87 orang yang menjadi korban penembakan di Chicago, dengan 17 di antaranya tewas selama empat hari termasuk di 4 Juli. 

Disebutkan juga, kekerasan senjata pada 4 Juli tahun ini lebih buruk.

Selama liburan 4 Juli tahun ini, ada lebih dari 400 penembakan, dan 150 orang tewas, menurut data yang dikumpulkan oleh Gun Violence Archive.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anak-anak Juga Jadi Korban Penembakan di Chicago

Ada lima anak-anak yang ditembak akhir pekan ini di Chicago, dua petugas polisi - seorang komandan dan seorang sersan - juga ditembak pada Senin pagi ketika mencoba membubarkan kerumunan di West Side Chicago. Mereka pulih dari luka tembak yang dialami.

Di luar rumah sakit , Brown memberikan pembaruan tentang penembakan pada liburan Empat Juli lainnya, termasuk seorang gadis berusia 5 tahun yang ditembak  dan empat anak lainnya selama akhir pekan dalam insiden terpisah.

"Seperti yang telah kita lihat berkali-kali, tragisnya, orang lain menjadi sasaran dan serangan yang tidak diinginkan, seorang anak yang tidak bersalah, diserang," kata Brown.

Adapun seorang ibu dan nenek di Austin, yang melakukan mogok makan dan tidur di tenda di tempat parkir bank yang kosong selama liburan Hari Kemerdekaan.

Rosetta Dotson (67), adalah salah satu orang yang kehilangan tiga keponakannya karena kekerasan senjata yang terjadi bertahun-tahun.

Ada juga kisah serupa dari Jackie Guider, ketika putranya Chavaris tewas ditembak oleh kelompok bersenjata di jalanan Chicago pada tahun 2016.

Para Ibu dan Nenek berdoa agar lingkungan tempat tinggal mereka terlepas dari zona yang rawan kekerasan senjata. Bagi mereka, satu-satunya cara menghentikan kekerasan adalah dengan mengambil tindakan dari masyarakat.

Jacqueline Reed (71), seorang nenek di Austin menerangkan kondisi di wilayahnya tidak pernah begitu berbahaya sebelumnya.

Ibu dari tiga putra itu mengungkapkan, bahwa sebelumnya dirinya tak pernah takut akan keselamatan anak-anaknya.

"Saya tak pernah takut. Mereka mengendarai mobil di jalan dan kami tidak takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.