Sukses

Demi Bertahan dari Banjir, Ribuan Semut Ini Gotong Royong Buat Perahu

Dalam video menunjukkan kumpulan semut sedang membentuk rakit demi bertahan hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Bukan hanya manusia saja yang mempunyai sikap gotong royong. Video ribuan semut api ini juga sama seperti manusia. Mereka saling bahu membahu membentuk formasi demi menyelamatkan diri dari banjir. Rekaman itu seakan memberi gambaran awal mula formasi terbentuk. Mulai dari perubahan bentuk bulat sampai pada lancip. Bentuknya menyerupai tentakel, hanya dalam beberapa jam.

Jembatan-jembatan ini tumbuh dari aktivitas gabungan dua kelompok semut seperti semut yang bergerombol rapat untuk menjaga koloni tetap mengapung, yang beredar ke atas tumpukan dari bawah dan semut permukaan yang berbaris bebas di atas rakit.

Kemudian berpindah ke posisi lain di bawah teman dan kerabat mereka. Saat ini terdapat lebih dari 20 spesies semut api di seluruh dunia.

Menurut North Carolina State University, salah satu di antara mereka yaitu semut api impor merah (Solenopsis invicta), dikenal dengan koloninya yang besar dengan 300.000 pekerja.

Jika terowongan bawah tanah mereka banjir, semut api bersatu untuk membuat rakit terapung yang dapat bertahan selama berminggu-minggu sampai air surut.

Melansir dari Live Science pada Senin (05/07/2021). Kerangka luar semut api secara alami menolak air dan teksturnya yang kasar menjebak gelembung udara. Oleh karena itu, tubuh semut yang saling bersama dengan erat dapat membuat fondasi yang tahan air dan apung untuk rakit apung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Ditemukan Usai Badai Harvey

Rakit semut api yang besar banyak ditemukan di Texas selatan usai Badai Harvey yang memecahkan rekor pada 2017. Orang-orang yang juga melarikan diri dari banjir badai disarankan untuk menghindari rakit semut. Lantaran gigitan semut api sangat menyakitkan.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa bahkan setelah struktur rakit semut stabil, bentuknya terus berubah, dengan tentakel pencari memanjang ke berbagai arah. Namun, para ilmuwan tidak tahu persis bagaimana hal itu terjadi.

"Tonjolan ini, sepengetahuan kami, tidak didokumentasikan atau dijelaskan dalam literatur yang ada," tulis para peneliti dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan 30 Juni di Journal of Royal Society Interface.

Mereka mengumpulkan sekitar 3.000 hingga 10.000 semut api sekaligus dan menyimpan serangga dalam wadah berisi air dengan tongkat di tengahnya.

Di mana semut berkumpul dan membentuk rakit. Para ilmuwan kemudian merekam rakit semut di setiap waktunya hingga terjadi transisi perubahan bentuk.

Penulis penelitian menemukan bahwa tentakel penjelajah rakit dibentuk oleh gerakan semut yang oleh penulis penelitian disebut treadmilling.

Saat semut struktural menggeliat ke permukaan rakit. Semut yang berjalan bebas akan menggali ke dalam tingkat struktural yang lebih rendah. Secara bersamaan, siklus ini menyusutkan dan memperluas rakit, membentuk jembatan sempit semut yang menjangkau keluar untuk mencari tanah di dekat tempat koloni dapat menyebar dengan aman.

Adapun faktor lain seperti musim, waktu, dan habitat koloni dapat memengaruhi perilaku semut dan juga berperan bentuknya rakit semut api. Namun, studi tersebut belum diteliti lebih dalam dan akan menjadi rencana studi selanjutnya.

 

Reporter: Bunga Ruth

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.