Sukses

Kelompok Peretas Pro-Palestina Asal Malaysia Bocorkan Informasi 200 Ribu Pelajar Israel

Ingin menyerang Israel, kelompok peretas pro-Palestina asal Malaysia, DragonForce, membocorkan informasi pribadi 200.000 pelajar Israel.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sebuah kelompok peretas pro-Palestina asal Malaysia telah membocorkan informasi pribadi lebih dari 200.000 siswa Israel secara daring. Informasi tersebut termasuk nama, alamat email, nomor telepon, dan bahkan alamat tempat tinggal.

Dikutip dari Mashable SE Asia, Selasa (29/6/2021), peretasan tersebut dilakukan oleh DragonForce yang mengaku bertanggung jawab atas kebocoran data melalui sebuah unggahan di situs kelompok tersebut.

Unggahan tersebut menyatakan bahwa salah satu jaringan rekrutmen universitas Israel telah berhasil mereka bobol.

Hal tersebut ditindaklanjuti dengan memanggil peretas dan aktivis lain yang menentang keterlibatan militer Israel di Jalur Gaza untuk bergabung dengan mereka dalam protes dunia maya terhadap Israel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bukan Serangan Pertama Kalinya

Data pribadi para pelajar pertama kali bocor di grup Telegram Malaysia dan tampaknya dikumpulkan dari server AcadeMe -- salah satu jaringan rekrutmen terbesar Israel untuk mahasiswa dan lulusan universitas.

Jaringan ini telah bekerja dengan banyak lembaga pendidikan tinggi termuka di negara tersebut termasuk Universitas Ben Gurion di Negev, Universitas Tel Aviv, dan Universitas Haifa di antara yang lainnya.

Menurut May Brooks-Kempler, adminstrator grup Think Cyber Safe di Facebook, diperkirakan peretasan tersebut telah melibatkan lebih dari 280.000 siswa yang telah menggunakan layanan AcadeMe sejak 2014.

Pada Senin 28 Juni 2021, situs AcadeMe tercatat offline dan tidak tersedia, dengan pemberitahuan yang memberi tahu pengunjung bahwa layanan mereka "seharusnya segera kembali".

Ini bukanlah satu-satunya serangan DragonForce terhadap Israel. Kelompok tersebut juga pernah mengaku bertanggung jawab karena menghapus situs beberapa bisnis dan organisasi Israel, dan juga diduga meretas lebih dari lima ribu kamera CCTV yang terletak di dalam bisnis dan rumah Israel.

 

Reporter: Paquita Gadin 

 

3 dari 3 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.