Sukses

Kasus COVID-19 di UEA Sebagian Besar Terkait Varian Beta, Delta, dan Alpha

Kasus baru Virus Corona di Uni Emirat Arab sebagian besar berasal dari varian Beta, Delta, dan Alpha.

Liputan6.com, Dubai - Kasus baru Virus Corona di Uni Emirat Arab sebagian besar berasal dari varian yang lebih menular yang menyebabkan kenaikan dalam kematian terkait COVID-19.

Uni Emirat Arab, dengan populasi sekitar 9 juta jiwa, telah melakukan salah satu kampanye vaksinasi COVID-19 tercepat di dunia.

Namun, kasus COVID-19 di negara Teluk Arab itu telah meningkat selama sebulan terakhir--tercatat ada lebih dari 2.000 infeksi baru dalam sehari, meskipun masih lebih rendah dibanding data pada Februari 2021.

Pada 26 Juni 2021, UEA juga mencatat 10 kematian terkait COVID-19--jumlah harian tertinggi sejak Maret 2021, menurut pelacak COVID-19 kantor berita Reuters.

National Emergency Crisis and Disaster Management Authority (NCEMA) juga mengatakan bahwa kenaikan kematian itu disebabkan oleh penyebaran COVID-19 varian Beta, Delta dan Alpha.

Varian Beta, adalah varian COVID-19 paling dominan di UEA. Terhitung 39,2 persen dari kasus, kata NCMA di laman Twitter mereka.

Sementara varian Delta mencapai 33,9 persen.

Sebanyak 113 persen kasus COVID-19 di UEA merupakan varian Alpha. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (28/6/2021).

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

NCEMA Desak Warga UEA Segera Divaksinasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bulan ini memperingatkan bahwa varian Delta menjadi varian COVID-19 yang dominan secara global dengan peningkatan penularannya yang cepat.

Orang-orang yang telah mengunjungi Afrika Selatan atau India dalam 14 hari terakhir dilarang memasuki UEA, meskipun beberapa kategori, seperti warga negara dan diplomat, dikecualikan.

NCEMA pun mendesak warga UEA untuk divaksinasi, dengan mengatakan bahwa 92 persen dari mereka yang dirawat di perawatan intensif belum divaksinasi, sementara 94 persen dari mereka yang telah meninggal belum divaksinasi.

Namun, UEA juga telah mencatat banyak warga yang sudah divaksinasi COVID-19, dengan vaksin Sinopharm dari China, sedangkan vaksin Pfizer-BioNTech, AstraZeneca dan Sputnik V juga ditawarkan kepada warga dan penduduk.

NCEMA mengatakan 91,8 persen dari warga UEA yang memenuhi syarat telah divaksinasi, dan mewakili 71 persen dari populasi.

3 dari 3 halaman

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.