Sukses

Ilmuwan Sebut COVID-19 Varian Delta Mulai Mendominasi Kasus di Afrika Selatan

Infeksi baru virus corona di Afrika Selatan tampaknya didominasi oleh varian Delta yang pertama kali muncul di India, saat gelombang ketiga melanda negara Afrika tersebut, menurut para ilmuwan, Sabtu (26/6).

Liputan6.com, Johannesburg - Infeksi baru virus corona di Afrika Selatan tampaknya didominasi oleh varian Delta yang pertama kali muncul di India, saat gelombang ketiga melanda negara Afrika tersebut, menurut para ilmuwan, Sabtu (26/6).

Afrika Selatan merupakan negara terparah yang terdampak pandemi di benua Afrika dalam hal kasus dan kematian, menyumbang sekitar sepertiga infeksi terkonfirmasi dan 40 persen lebih dari kematian di seluruh Afrika.

Gelombang kedua COVID-19 Afrika Selatan didorong oleh varian Beta, yang awalnya muncul di negara tersebut. Akan tetapi, varian Delta sepertinya kini menyebabkan infeksi baru, katanya.

"Satu varian baru tampaknya tidak hanya muncul, namun sepertinya mulai mendominasi infeksi di Afrika Selatan," ungkap Profesor Tulio de Oliveira dari Universitas KwaZulu-Natal saat konferensi pers sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Minggu (27/6/2021).

"Mengambil alih habis-habisan," katanya, menambahkan bahwa varian Delta lebih menular ketimbang varian Beta.

De Oliveira mengatakan kemungkinan terdapat transmisi komunitas varian Delta di Provinsi KwaZulu-Natal dan bahwa para ilmuwan sedang menganalisis data Provinsi Gauteng, tempat kota terbesar Johannesburg berada.

Afrika Selatan mencatat lebih dari 18.000 infeksi COVID-19 pada Jumat, dengan 215 kematian.

Penjabat Menteri Kesehatan Mmamoloko Kubayi-Ngubane saat konferensi pers mengatakan bahwa kini kemungkinan puncak gelombang ketiga akan melampaui gelombang kedua pada Januari, ketika lebih dari 21.000 infeksi baru harian dilaporkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Picu Lockdown di Negara Bagian India dan Sydney Australia

Varian delta dari COVID-19 juga memicu sejumlah negara menerapkan lockdown di wilayahnya. Berikut dua di antaranya, yang menerapkan kembali pembatasan sosial ketat menyusul kemunculan kasus COVID-19 varian delta secara signifikan:

1. Sydney Australia

Kota Sydney Australia dan sejumlah area di sekitarnya akan memasuki masa penguncian ketat pada Sabtu 26 Juni 2021 dalam upaya otoritas untuk menekan penyebaran COVID-19 varian Delta yang begitu cepat dan kini jumlahnya telah meningkat menjadi 80 kasus.

Lebih dari satu juta orang di pusat kota Sydney dan pinggiran kota bagian timur dari kota terbesar Australia itu telah berada di bawah pembatasan pergerakan akibat penyebaran virus corona, namun otoritas kesehatan mengatakan mereka perlu memperluas kebijakan usai lebih banyak infeksi tercatat, dengan lokasi paparan yang meningkat ke luar area yang dikhawatirkan di awal.

Selengkapnya...

Petugas kesehatan menyuntik seorang pekerja dengan vaksin Covid-19 Covishield di dalam bus penumpang yang diubah menjadi pusat vaksinasi keliling di Kolkata, Kamis (3/6/2021). India telah menderita pandemi yang menghancurkan sejak April, dan baru-baru ini mulai mereda. (Dibyangshu SARKAR/AFP)

2. Maharashtra India

Negara bagian terkaya India pada Jumat 25 Juni 2021 memerintahkan mal dan bioskop demi mengendalikan varian virus corona COVID-19 yang lebih menular. Perkembangan itu juga telah menunda rencana untuk meringankan langkah-langkah penguncian India secara lebih jauh.

Setidaknya 20 kasus di negara bagian Maharashtra telah ditemukan terkait dengan varian Delta Plus baru yang ditetapkan India sebagai variant of concerns pada Selasa 22 Juni 2021, menurut kementerian kesehatan.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.