Sukses

Top 3: Joe Biden Sebut Penutupan Koran di Hong Kong sebagai Hari Menyedihkan Disorot

Berita tentang Joe Biden yang menilai penutupan koran Hong Kong Apple Daily sebagai hari menyedihkan menjadi sorotan di top 3 kanal Global Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut penutupan surat kabar independen Hong Kong, Apple Daily, sebagai "hari yang menyedihkan bagi kebebasan pers di Hong Kong dan seluruh dunia".

Berita tentang Joe Biden yang menilai penutupan koran Hong Kong Apple Daily sebagai hari menyedihkan menjadi berita terpopuler di kanal Global Liputan6.com, Sabtu (26/6/2021).

Berita populer lainnya membahas tentang studi Inggris yang mengatakan bahwa kasus COVID-19 pertama di China mungkin terjadi pada Oktober 2019.

Para peneliti dalam studi tersebut, merupakan peneliti dari Universitas Kent di Inggris.

Adapun berita yang paling disorot lainnya, yaitu Perdana Menteri Australia Scott Morrison, yang dikritik karena sistem karantina di hotel yang kerap kacau.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Penutupan Koran Hong Kong Apple Daily Dinilai Joe Biden Sebagai Hari Menyedihkan

 Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut penutupan surat kabar independen Hong Kong, Apple Daily, sebagai "hari yang menyedihkan bagi kebebasan pers di Hong Kong dan seluruh dunia," menyalahkan China atas "penindasan yang intensif."

"Melalui penangkapan, ancaman, dan pemaksaan melalui Undang-Undang Keamanan Nasional yang menghukum kebebasan berbicara, Beijing bersikeras menggunakan kekuatannya untuk menekan media independen sekaligus membungkam perbedaan pendapat," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Presiden AS itu menuduh Beijing mengingkari "kebebasan dasar dan menyerang otonomi dan institusi serta dan proses demokrasi di Hong Kong."

 

Baca selengkapnya....

 

3 dari 5 halaman

2. Studi Inggris: Kasus COVID-19 Pertama di China Mungkin Terjadi Oktober 2019

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus yang dapat menjadi penyebab COVID-19 bisa mulai menyebar di China pada awal Oktober 2019--dua bulan sebelum kasus pertama diidentifikasi di pusat Kota Wuhan.

Dikutip dari CNA, Jumat (26/5/2021), para peneliti dari Universitas Kent Inggris menggunakan metode dari ilmu konservasi untuk memperkirakan bahwa SARS-CoV-2 pertama kali muncul dari awal Oktober hingga pertengahan November 2019--menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Pathogens.

Mereka memperkirakan tanggal kemunculan virus tersebut paling mungkin terjadi pada 17 November 2019 dan dapat menyebar secara global pada Januari 2020.

 

Baca selengkapnya....

4 dari 5 halaman

3. PM Australia Scott Morrison Dikritik Lantaran Sistem Karantina di Hotel Kerap Bikin Kacau

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkomitmen agar pusat karantina COVID-19 dikelola lebih baik, setelah berbulan-bulan dikritik tentang sistem di hotel kerap bikin kacau.

Sejak November 2020, lebih dari delapan penguncian telah terjadi di berbagai ibu kota negara bagian di seluruh Australia termasuk Melbourne, Brisbane, Perth, dan Adelaide karena 'kebocoran' yang muncul dari hotel karantina.

Australia telah memberlakukan penutupan perbatasan dan tindakan karantina yang ketat sejak Maret 2020 untuk mencegah COVID-19 keluar dari negara itu. Namun, berita buruk kembali akan menimpa warga Sydney.

 

Baca selengkapnya....

5 dari 5 halaman

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.