Sukses

WHO Temukan Masalah di Situs Produksi Vaksin Sputnik V, Ini Respons Rusia

Kini, Sputnik V telah digunakan di 40 negara. Termasuk Rusia itu sendiri.

Liputan6.com, Moskow - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (23/6) telah menemukan masalah di situs produksi vaksin Sputnik V COVID-19. Namun, pihak Moskow bersikeras bahwa permasalahan tersebut telah diselesaikan.

Persetujuan WHO telah diminta untuk suntikan Sputnik V yang dibuat oleh lembaga penelitian Gamaleya Rusia.

Kini, Sputnik V telah digunakan di 40 negara, termasuk Rusia sendiri, demikian dikutip dari laman hindustantimes, Kamis (24/6/2021).

Badan kesehatan PBB memeriksa empat lokasi produksi Sputnik V.

Pada Rabu (23/6), WHO merilis laporan ringkasan dari temuan awal, merinci enam masalah yang ditemukan selama kunjungan 31 Mei hingga 4 Juni ke Pabrik Vitamin Ufa Pharmstandard di Ufa, Rusia selatan.

Para inspektur memiliki perhatian dengan integritas data dan hasil pengujian dari pemantauan selama pembuatan dan pengendalian kualitas dengan pemantauan, pengendalian operasi serta pengisian aseptik.

Inspeksi mengidentifikasi masalah dengan ketertelusuran dan identifikasi batch vaksin.

Ada juga kekhawatiran tentang jalur pengisian, jaminan sterilitas, validasi filtrasi steril dan risiko kontaminasi silang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sputnik V Jadi Vaksin COVID-19 Pertama di Dunia

Rusia menjadi negara pertama di dunia yang mendaftarkan vaksin Virus Corona COVID-19 buatannya. Presiden Rusia Vladimir Putin kala itu berharap vaksin itu dapat segera diproduksi massal.

"Sejauh yang saya tahu, pagi ini, untuk pertama kalinya di dunia, sebuah vaksin Virus Corona baru telah didaftarkan," ujar Putin dalam pertemuan online bersama jajaran pemerintahannya, pada Agustus 2020.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko pada pertemuan tersebut mengonfirmasi vaksin yang dikeluarkan di Rusia itu merupakan yang pertama di dunia, sementara negara lain masih mengembangkan studi klinis vaksin COVID-19.

Murashko mengatakan, vaksin baru tersebut setelah melewati seluruh pemeriksaan yang diperlukan, dapat membentuk kekebalan tubuh yang stabil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.