Sukses

Terkuak, Ini Jawaban Pangeran Charles Saat Ditanya Benarkah Berniat Bunuh Putri Diana

Sebuah teori liar pernah menghantam Pangeran Charles terkait kematian 'aneh' Putri Diana. Lalu apa jawaban Charles soal itu?

Liputan6.com, London - Pangeran Charles pernah mendapatkan pertanyaan yang begitu tajam dari mantan kepala Scotland Yard atas teori liar soal rencananya untuk membunuh Putri Diana.

Putri Diana disebut-sebut telah menulis sebuah catatan dua tahun sebelum kematiannya, dan mengatakan bahwa dia yakin suaminya saat itu berencana untuk menyingkirkannya dalam sebuah kecelakaan mobil.

Saat itu, Putri Diana dan Charles telah berpisah, meski tidak bercerai, demikian dikutip dari laman News.com.au, Rabu (23/6/2021).

Dalam catatan itu, Diana memperkirakan bakal mati karena "kerusakan rem dan cedera kepala serius", lapor Daily Mail.

Dan diduga sang putri membuat pernyataan bahwa dia akan dibunuh agar Charles bisa menikahi mantan pengasuh putranya, Tiggy Legge-Bourke.

Di bagian lain dalam catatan itu juga menyebutkan bahwa Diana mengatakan: "Camilla hanyalah umpan."

Lord Stevens, mantan kepala Scotland Yard, menceritakan untuk pertama kalinya bagaimana dia menanyai Pangeran Charles pada Desember 2005.

Wawancara yang mencengangkan itu dilakukan di tengah selubung kerahasiaan di Istana St James.

Itu adalah bagian dari penyelidikan tiga tahun atas kematian Diana dalam kecelakaan mobil di Paris pada tahun 1997.

Lord Stevens mengatakan, sang pangeran tidak dapat menjelaskan mengapa mantan istrinya menulis catatan itu pada Oktober 1995 dan memberikan surat itu untuk kepala pelayannya istana, Paul Burrell.

Dan Charles mengatakan bahwa dia tidak tahu bahwa catatan Putri Diana itu sampai diterbitkan oleh sebuah surat kabar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyesalan Mendalam Penyidik

Dua tahun setelah catatan itu ditulis, Diana -- kala itu baru berusia 36 tahun -- serta pacarnya Dodi Al Fayed dan sopir Henri Paul, semuanya tewas saat Mercedes yang mereka kendarai menabrak tiang di sebuah terowongan, Paris.

Lord Stevens menyebut wawancara Martin Bashir pada November 1995 telah mengakibatkan kerentanan Diana. Pasalnya, efek dari wawancara ini sangatlah besar.

"Kami tidak tahu apa yang dikatakan Bashir kepada Diana," katanya kepada surat kabar itu.

"Tetapi jika dia telah menempatkan ketakutan di benaknya yang menyebabkan dia menulis catatan itu, itulah yang menyebabkan kami mewawancarai Charles," jelas Lord Stevens.

BBC jatuh ke dalam krisis bulan lalu setelah ditemukan ada tokoh-tokoh senior yang menutupi kebohongan Bashir saat hendak mengamankan wawancara bersama Diana.

Penyelidikan mengungkapkan bahwa dia memalsukan laporan bank dan memutar-mutar cerita untuk memenangkan kepercayaan sang putri yang rentan agar bisa diwawancara.

Penyelidikan independen oleh mantan hakim Lord Dyson menyimpulkan berita BBC dan petinggi di dalamnya menutupi kekhawatiran tentang bagaimana Bashir mengantongi keyakinan Diana pada tahun 1995.

Dan Lord Stevens mengatakan, dia sangat menyesal bahwa polisi tidak mewawancarai reporter nakal itu.

"Jika ada tuduhan bahwa Bashir telah menghasilkan dokumen palsu yang diduga milik Putri Diana, yang merupakan tindak pidana, kami akan menyelidikinya," katanya.

"Kami akan melakukannya. Tapi ini baru keluar baru-baru ini, yang sangat disayangkan."

Dan Stevens mengatakan dia tidak pernah meragukan pernyataan Charles seraya menambahkan: "Pada akhirnya dia sangat kooperatif karena dia tidak menyembunyikan apa pun."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.