Sukses

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran Tutup Tiba-Tiba, Ada Apa?

Perusahaan listrik nasional Iran dalam sebuah pernyataan pada Minggu (20/6) meminta negara itu untuk meminimalkan konsumsi selama jam sibuk karena kenaikan suhu.

Liputan6.com, Teheran - Pembangkit listrik tenaga nuklir satu-satunya milik Iran ditutup sementara karena "kesalahan teknis" dan itu akan memakan waktu berhari-hari sebelum beroperasi kembali.

"Menyusul kesalahan teknis di pembangkit listrik Bushehr, dan setelah pemberitahuan satu hari kepada kementerian energi, pembangkit tersebut ditutup sementara dan dicabut dari jaringan listrik," kata Organisasi Energi Atom Iran di situsnya, demikian dikutip dari Al Jazeera, Senin (21/6/2021).

Perusahaan listrik nasional Iran dalam sebuah pernyataan pada Minggu (20/6) meminta negara itu untuk meminimalkan konsumsi selama jam sibuk karena "kenaikan suhu" dan "keterbatasan pembangkit listrik karena perbaikan yang sedang berlangsung di pembangkit Bushehr".

Perusahaan mengatakan perbaikan dapat berlanjut hingga akhir minggu, yaitu hari Jumat di Iran.

Seorang pejabat dari perusahaan energi listrik negara, Gholamali Rakhshanimehr, mengatakan pada acara bincang-bincang di TV yang dikelola pemerintah bahwa penutupan pabrik Bushehr dimulai pada Sabtu kemarin dan akan berlangsung "selama tiga hingga empat hari".

Dia menambahkan pemadaman listrik bisa terjadi. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, tetapi ini adalah pertama kalinya Iran melaporkan penutupan darurat pabrik, yang terletak di kota pelabuhan selatan Bushehr.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masalah Suku Cadang

Pada bulan Maret, pejabat nuklir Mahmoud Jafari mengatakan pabrik itu dapat berhenti bekerja karena Iran tidak dapat memperoleh suku cadang dan peralatan untuk itu dari Rusia karena sanksi perbankan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat pada tahun 2018.

Bushehr didorong oleh uranium yang diproduksi di Rusia, bukan Iran, dan dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Badan PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang penutupan yang dilaporkan.

Abas Aslani, seorang peneliti senior di Pusat Studi Strategis Timur Tengah yang berbasis di Teheran, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penutupan itu bisa menjadi pukulan bagi pasokan listrik Iran yang sudah tegang oleh penambangan cryptocurrency.

"Penutupan ini lebih penting dalam hal pemadaman listrik, daripada aspek fasilitas nuklir," kata Aslani.

3 dari 3 halaman

Infografis Dampak Global Konflik AS Vs Iran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.