Sukses

Selain Markis Kido, Ini 5 Atlet yang Meninggal Dunia Akibat Serangan Penyakit

Berikut adalah lima atlet lainnya yang meninggal karena penyakit.

Liputan6.com, Jakarta - Peraih emas Olimpiade 2008, Markis Kido, meninggal dunia pada 14 Juni 2021. Menurut keterangan legenda bulu tangkis Candra Wijaya yang bersama Kido sebelum meninggal, mereka tengah bermain bulu tangkis. Dalam suasana permainan yang rileks tiba-tiba Kido jatuh dalam posisi telungkup ke depan.

Markis Kido merupakan juara dunia bulu tangkis kategori ganda putra bersama Hendra Kurniawan dan menduduki peringkat pertama dunia. Pasangan ini menjuarai World Championship pada 2007 dan menyumbang emas untuk Indonesia di ajang Olimpiade Beijing 2008.

Selain Kido, dikutip dari beberapa sumber, berikut adalah lima atlet lainnya yang meninggal karena penyakit:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Muhammad Ali

Salah satu petinju terhebat dalam sejarah, Muhammad Ali, didiagnosis menderita penyakit Parkinson -- sebuah kondisi degeneratif yang mempengaruhi sistem saraf pusat -- pada 1984.

Selain petinju legendaris, Ali juga seorang aktivis yang gigih untuk penelitian Parkinson dan menderikan Muhammad Ali Parkinson Center pada 1997.

Ia meninggal pada 2016 setelah mengalami penyakit pernapasan yang diperumit oleh Parkinson.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan untuk mengenang juara dunia kelas berat tiga kali tersebut, Mantan Presiden AS Barack Obama mengatakan, "Muhammad Ali adalah yang terhebat. Titik."

2. Arthur Ashe

Arthur Ashe (Wikipedia)

Arthur Ashe merupakan pemain kulit hitam pertama yang memenangkan kedua US dan Australian Open, serta Wimbledon juga. Namun, karirnya berakhir saat ia didiagnosis dengan penyakit jantung pada 1980.

Tahun berikutnya, ia menjadi ketua American Heart Association.

Selain itu, Ashe juga mengumumkan bahwa ia mengidap AIS pada 1992. Ia berbicara secara terbuka tentang keyakinannya bahwa Asha tertular akibat transfusi darah yang tercemat.

Ashe menggunakan ketenarannya untuk meningkatkan kesadaran dan uang untuk penyakit tersebut. Ia juga menyampaikan pidato di depan PBB pada hari AIDS Sedunia sesaat sebelum ia meninggal dunia pada 1933 karena pneumonia terkait AIDS.

3 dari 6 halaman

3. Pat Summitt

Sebelum menjadi pelatih bola basket dengan kemenangan terbanyak dalam sejarah Divisi 1 NCAA, Pat Summitt adalah pebasket yang menonjol di perguruan tinggi. Ia juga merupakan anggota tim bola basket Olimpiade wanita yang meraih medali pertama.

Pada Agustus 2011, Summitt mengumumkan ia menderita demensia dini dan tak lama setelah itu, ia mendirikan The Pat Summitt Foundation bersama suaminya.

Summitt pensiun pada 18 April 2012 dan memoarnya, "Sum It Up", diterbitkan setahun kemudian. Ia meninggal pada Juni 2016.

 

4 dari 6 halaman

4. Hank Gathers

Masalah penyakit jantung yang tidak terdeteksi pada atlet muda menonjol pada 1990 dengan kematian Hank Gathers yang pada saat itu hanya berusia 23 tahun.

Gathers merupakan bintang bola basket di tingkat perguruan tinggi. Ia bermain untuk Loyola Marymount University.

Saat bertanding dengan University of California, ia pingsan dan meninggal tidak lama kemudian setelah itu.

Walau memang pernah dirawat karena detak jantung yang tidak normal, Gathers baru diketahui menderita kardiomiopati -- penyakit di mana jantung membesar -- setelah kematiannya.

5 dari 6 halaman

5. Reggie Lewis

Pemain Boston Celtic Reggie Lewis pingsan saat pertandingan pertama playoff NBA pada 1993 melawan Charlotte Hornets.

Dokter mendiagnosis miokarditis -- gangguan yang tidak biasa di mana otot jantung menjadi lemah dan meradang.

Ia meninggal pada usia 27 tahun saat sedang latihan di Universitas Brandies.

 

Reporter: Paquita Gadin

6 dari 6 halaman

Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini