Sukses

Markis Kido Meninggal Dunia Jadi Sorotan Media Internasional

Markis Kido meninggal dunia. Media internasional dari negara sahabat turut menyorot.

Liputan6.com, Tangerang - Atlet badminton berprestasi Markis Kido meninggal dunia akibat serangan jantung di Tangerang, Senin 14 Juni. Ia berusia 36 tahun. 

Sebagai atlet, Markis Kido tak hanya disegani di dalam negeri, namun turut menjadi sorotan di negara-negara asing. Kabar meninggalnya Markis Kido juga dikabarkan media internasional, mulai dari media Malaysia hingga India. 

Media negeri jiran Malaysia, The Star, melaporkan "Mantan juara Olimpiade Markis meninggal setelah kolaps saat bermain badminton." Dalam artikel itu, ditunjukan foto Markis sedang bermain bulu tangkis dengan seragam bernuansa batik.

Markis Kido juga disebut sebagai "legendary Indonesian doubles."

India Times juga ikut menyorot kematian Markis Kido serta prestasinya sebagai peraih medali emas Olimpiade.

Reuters dan Channel News Asia turut menyorot prestasi dari Markis Kido yang meraih emas di Olimpiade Beijing 2008 bersama Hendra Setiawan. Markis Kido disebut sebagai sosok bintang dalam dunia badminton. 

 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by YUNI KARTIKA (@yuni.kartika73)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Riwayat Kesehatan

Sebelum meninggal, pria 36 tahun ini memang memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini disampaikan oleh sang ibu, Zul Asteria.

"Saya kira tadi hanya stroke, karena dia kan punya darah tinggi terus mungkin jatuh dan pembuluh darahnya pecah. Saya berdoanya begitu, tapi ternyata mas Kido diambil," kata Zul.

Hipertensi juga sempat membuat Kido tidak bisa mengikuti Kejuaraan Dunia 2009. Saat itu tekanan darahnya tinggi sehingga oleh pelatih ganda putra Sigit Pamungkas disarankan tidak pergi mengikuti ajang itu seperti mengutip Antara.

Kondisi Markis Kido saat itu memang menjadi sorotan mengingat sempat pingsan saat mengikuti latihan fisik di Mabes TNI Cilangkap pada pertengahan 2009.

Hipertensi dan penyakit jantung memang saling terkait. Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.

Penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke seperti mengutip laman P2PTM Kementerian Kesehatan RI.

Hasil penelitian World Health Organization (WHO) menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.