Sukses

Ini yang Terjadi Jika Jendela Pesawat Mendadak Pecah dan Tips Menanganinya

Bagi banyak dari kita, bepergian dengan pesawat bisa memicu berbagai rasa khawatir, meskipun situasi darurat jarang terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak dari kita, bepergian dengan pesawat bisa memicu berbagai rasa khawatir, meskipun situasi darurat jarang terjadi.

Meski begitu, bukan berarti kita naik pesawat tanpa menyiapkan persiapan apapun. Berbagai kendala bisa saja terjadi, termasuk jendela pesawat yang mendadak pecah --meski hal itu akan sangat jarang terjadi.

Dengan itu, ada beberapa orang yang dapat menemukan jalan keluar dari situasi tersebut: misalnya, pria ini yang memperbaiki jendela pesawat yang retak di sebelahnya hanya dengan beberapa kain, pita dan plester.

Ada beberapa cerita yang terhubung ke jendela pesawat yang rusak, berikut adalah beberapa di antaranya, seperti dikutip dari Brightside, Minggu (13/6/2021).

Pada tahun 1990, selama British Airways penerbangan 5390, salah satu panel kaca depan pecah, dan kapten pesawat hampir tersedot keluar dari kabin. Untungnya, seorang pramugari udara menangkap pilot detik terakhir dan memegangnya sampai pesawat mendarat, jadi dia selamat.

Insiden serupa terjadi di tengah penerbangan Airbus A319 pada 2018 ketika kaca depan tertiup angin. Untungnya, co-pilot pesawat memiliki sabuk pengamannya, jadi dia hanya sebagian ditiup dari pesawat dan tidak memiliki cedera serius.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa yang Terjadi dan Apa yang Bisa Anda Lakukan

Dalam situasi ini, sebelum hal lain, Anda akan mendengar suara yang sangat keras karena depresiasi tekanan udara dalam kabin pesawat. Pada dasarnya, tekanan udara di dalam kabin lebih tinggi daripada di luar pesawat untuk memungkinkan orang-orang di dalam pesawat bernapas secara normal.

Itu sebabnya, jika jendela pesawat mendadak pecah, udara di dalamnya akan menyeruak keluar dengan kecepatan tinggi, mengambil benda-benda kecil seperti ponsel atau majalah (atau kadang-kadang hal-hal yang lebih besar, seperti orang) dalam prosesnya.

Efek lain dari depresiasi termasuk penurunan suhu dan tekanan udara, dan kabut dari kondensasi di dalam pesawat.

Apa yang Bisa Anda Lakukan?

Seperti banyak situasi darurat, aturan yang paling penting adalah tidak panik. Selain itu, lebih baik sabuk pengaman Anda dikencangkan setiap saat ketika Anda berada di kursi Anda.

Setelah masker oksigen turun, pakailah, lalu bantu anak Anda atau orang lain di sekitar Anda. Kru akan memulai pendaratan darurat dan turunnya akan cepat untuk meminimalkan risiko bagi penumpang.

Segera setelah pesawat berada di ketinggian yang aman, Anda akan dapat melepas masker oksigen.

Perjalanan udara adalah salah satu cara paling aman untuk bepergian, dan itu hanya semakin aman.

Selain itu, ketika situasi darurat seperti depresiasi tekanan udara memang terjadi, jendela jarang menjadi alasan: itu hanya terjadi di 2,7% dari semua peristiwa kegagalan tekanan udara di dalam kabin. Mereka memiliki beberapa lapisan yang terbuat dari plexiglass atau plastik akrilik, yang tahan lama, relatif kuat, dan memiliki lubang kecil (ada di sana untuk menghindari kondensasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.