Sukses

Donald Trump Tuntut China Rp 142 Ribu Triliun Akibat COVID-19

Donald Trump berkata China harus membayar US$ 10 triliun kepada Amerika Serikat dan dunia akibat COVID-19.

Liputan6.com, Raleigh - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuntut agar China membayar kerugian kepada dunia akibat COVID-19. Tuntutan itu dikirimkan ke Partai Komunis China (PKC). 

Jumlah yang diinginkan Donald Trump adalah US$ 10 triliun (Rp 142 ribu triliun). Nominal itu dinilai Trump sebagai angka minimum.

"Kita semua harus mendeklarasikan dengan satu suara bahwa China harus membayar. Mereka harus bayar," ujar Trump dalam pidato di North Carolina pekan lalu, dikutip Selasa (8/6/2021).

"Seluruh negara harus bekerja sama untuk memberikan China tagihan minimum US$ 10 triliun untuk kompensasi atas kerusakan yang mereka sebabkan. Dan itu adalah angka yang sangat rendah, kerusakannya lebih dari itu," kata Trump.

Ia pun turut berkata agar jangan ada negara yang bayar utang China. Selain itu, ia meminta agar AS menggenjot tarif kepada barang China hingga 100 persen. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Teori Kebocoran Laboratorium Wuhan Muncul Lagi

Pada pidato di North Carolina, Donald Trump juga mengungkit lagi teori COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan. Belakangan ini teori itu mulai disorot lagi. 

Sebelumnya dilaporkan, WHO sebetulnya sudah melaksanakan investigasi pada awal 2021, namun pihak China ikut terlibat dalam investigasi tersebut. Kini, Trump justru makin yakin bahwa ada kebocoran lab. 

Forbes menyebut Donald Trump berkata hanya memiliki "sedikit keraguan" bahwa virus corona berasal dari lab.

Trump mengeluarkan pernyataan itu saat wawancara di acara Fox Nation. Pembawa acara sedang membahas artikel Wall Street Journal bahwa intelijen AS menemukan ada beberapa peneliti di China yang dirujuk ke rumah sakit akibat penyakit mirip Covid.

Para peneliti itu dilarikan ke RS pada November 2019, beberapa pekan sebelum konfirmasi kasus pertama COVID-19.

Sebelumnya, Trump dikecam karena dianggap menyebar berita tidak benar terkait teori lab, tetapi baru-baru ini 18 ilmuwan prominen di majalah ilmiah Science menulis surat agar investigasi COVID-19 dilanjutkan, sebab teori kebocoran lab masih memungkinkan.

Sementara, media pemerintah China telah menyambut baik laporan WHO yang menyebut COVID-19 bukan made in China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Seorang politisi yang merupakan calon presiden Amerika
    Seorang politisi yang merupakan calon presiden Amerika

    Donald Trump

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China