Sukses

5 Kesalahan dalam Pengasuhan Anak Ini Bisa Buat Mereka Tak Bahagia Saat Dewasa

Perilaku pengasuhan yang kita lakukan pada umumnya terkadang dapat berdampak buruk pada kehidupan anak-anak. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Orang tua yang penuh kasih hampir tidak dapat melakukan apa pun untuk menyakiti anak mereka dengan sengaja, tetapi kadang-kadang hal-hal yang "tertentu" yang dilakukan orang tua dapat berubah menjadi berbahaya bagi anak perempuan dan anak laki-laki mereka. 

Mungkin terasa sangat bermanfaat ketika Anda dapat membeli mainan apa pun yang diinginkan anak Anda di toko, atau ketika Anda tiba-tiba membiarkan mereka begadang di malam hari untuk menonton episode lain dari acara favorit mereka. Tetapi perilaku ini adalah jebakan.

Berdasarkan temuan yang dilansir dari Bright Side, Jumat (4/6/2021) perilaku pengasuhan umum mana ini  dapat berdampak buruk pada kehidupan anak-anak, dan inilah 5 di antaranya yang dijelaskan oleh para ahli.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Selalu Berusaha Menyelamatkan Anak dari Kegagalan dan Risiko

Bagi banyak orang tua, melihat anak-anak mereka mencoba mengatasi suatu masalah dapat menjadi tantangan yang nyata, terutama ketika mereka tahu bahwa mereka dapat dengan mudah memecahkan masalah ini untuk mereka.

Tetapi jika Anda terus berusaha menjaga kehidupan anak Anda bebas dari perjuangan, tantangan, kegagalan, dan risiko, bagaimana mereka akan belajar bagaimana menghadapi sisi gelap kehidupan ini sendiri?

Situasi sulit dan berisiko yang kita coba selamatkan sebenarnya mengajari anak-anak kami keterampilan pemecahan masalah yang penting, dan yang juga penting, anak-anak belajar bagaimana bangkit kembali setelah mereka jatuh.

3 dari 6 halaman

Menjalani Hidup Mereka dan Mengabaikan Potensi

Anak-anak kita memiliki lebih banyak kesempatan daripada yang kita miliki ketika kita seusia mereka, dan itu membuatnya sangat tergoda untuk mencoba dan menjalani momen-momen berharga masa kecil kita lagi, melalui anak-anak kita.

Faktanya, banyak orang tua jatuh ke dalam perangkap pikiran ini dan mereka mewujudkan impian mereka melalui anak-anak mereka, mencoba mengembalikan peluang mereka yang hilang.

Perilaku ini dapat merusak impian dan keinginan anak, tidak membiarkan mereka memenuhi potensi mereka sendiri dan tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses dan bahagia.

4 dari 6 halaman

Melanggar Aturan Kita Sendiri

Menetapkan aturan, tetapi kemudian berubah pikiran dan melanggarnya dapat mengubah Anda menjadi orang tua yang tidak konsisten yang menunjukkan kepemimpinan yang lemah. Menurut para ahli , perilaku yang tidak konsisten ini dapat menyebabkan anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan "diri inti yang tidak stabil dan identitas yang lemah."

Hal ini juga secara tidak langsung membuat kita menjadi contoh yang tidak baik bagi mereka.

Di masa depan, mereka mungkin mengalami kesulitan mendefinisikan siapa mereka dan mereka mungkin merasa tidak aman. Jadi, menjadi orang tua yang konsisten yang tahu bagaimana mengambil sikap sangat penting untuk menumbuhkan anak yang lebih bahagia.

5 dari 6 halaman

Meremehkan Kesulitan Belajar Mereka

Ketika anak Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memecahkan masalah matematika, jangan terburu-buru untuk melabeli mereka sebagai malas atau tidak termotivasi.

Terkadang anak-anak kita mungkin mengalami kesulitan belajar yang tidak bergantung pada usaha dan motivasi mereka. Ini bisa berupa kesulitan dengan kecepatan memproses informasi atau menghafal sesuatu, misalnya, dan mereka dapat mengubah pembelajaran menjadi siksaan bagi anak Anda.

Jika Anda memperhatikan bahwa anak Anda berjuang saat belajar, meminta bantuan ahli bisa menjadi ide yang bagus.

6 dari 6 halaman

Memanjakan Mereka secara Berlebihan

Terkadang sangat menggoda untuk membelikan anak-anak Anda semua hal yang tidak Anda miliki sebagai seorang anak. 

Hari ini kita dapat memberi anak-anak kita begitu banyak tumpukan pakaian dan mainan mewah, banyak gadget, pesta mewah, dan liburan. Ini mungkin terdengar seperti masa kecil yang sempurna, tapi itu hanya ilusi. 

Menurut para ahli parenting, mungkin ada beberapa alasan mengapa orang tua mungkin ingin memanjakan anak-anak mereka secara berlebihan:

  • Mereka merasa bersalah, karena mereka tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak mereka, dan mereka mencoba untuk mengganti waktu yang hilang ini dengan membeli hadiah.
  • Mereka takut untuk "mengganggu" anak-anak mereka dan menjadi "orang tua yang buruk" dengan mengatakan, "Tidak."
  • Mereka tidak tahu bagaimana menghadapi amukan anak-anak dan mencoba menyelesaikan masalah ini dengan membeli barang-barang.

Terlalu memanjakan dapat membuat anak - anak berpikir bahwa hal-hal materi sangat penting untuk menjadi bahagia, dan sebagai orang dewasa, mereka mungkin mulai merasa bahwa mereka tidak bisa pergi tanpa gadget terbaru atau mobil paling mewah. 

Harta benda bisa menjadi simbol status sosial mereka. Terlebih lagi, ketika anak-anak mendapatkan tumpukan gadget, mainan, dan pakaian, mereka biasanya tidak merawatnya dengan baik ketika mereka rusak atau robek, dan itu membuat mereka kurang menghargai sesuatu.

 

Reporter: Lianna Leticia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.