Sukses

Infeksi Jamur Putih dan Kuning Kini Muncul pada Pasien COVID-19 di India

Infeksi jamur putih dan jamur kuning kini muncul di India, ketika negara itu telah mencatat hampir 9.000 kasus jamur hitam.

Liputan6.com, New Delhi - Kementerian Kesehatan India meminta perusahaan-perusahaan farmasi untuk meningkatkan produksi dan distribusi obat anti-jamur setelah jenis infeksi jamur baru ditemukan pada pasien COVID-19 yang sudah memasuki masa pemulihan pekan lalu.

Di Ghaziabad, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh utara, sebanyak tujuh pasien COVID-19 yang sedang menjalani pemulihan, didiagnosa menderita aspergillosis invasive, sebuah infeksi jamur putih yang parah, seperti dilansir Deutsche Welle (DW), Kamis (27/5/2021).

Kasus serupa juga ditemukan di kota-kota di negara bagian Gujarat, Maharashtra dan Bihar.

Infeksi jamur putih dianggap oleh para ahli kesehatan lebih berbahaya daripada infeksi jamur hitam, yang disebut "mukormikosis."

Infeksi jamur putih "berbahaya dan dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh termasuk paru-paru, kuku, kulit, perut, ginjal, otak dan mulut," kata BP Tyagi, ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan dari Ghaziabad, kepada Deutsche Welle (DW).

"Tiga dari 26 pasien kami telah mengembangkan kedua jenis infeksi jamur. Infeksi ini berkembang pada tahap pasca-COVID-19 pada pasien," tambahnya.

Kasus jamur putih yang dilaporkan di berbagai wilayah India terjadi setelah infeksi jamur hitam dinyatakan sebagai epidemi di enam negara bagian, dengan ribuan infeksi terdeteksi di antara pasien COVID-19 yang sedang menjalani pemulihan.

Hampir 9.000 kasus infeksi jamur hitam telah dilaporkan di India.

Sementara itu, ada lebih dari 250 orang telah meninggal akibat infeksi jamur hitam di seluruh India, menurut data pemerintah negara itu.

Selain itu, infeksi jamur baru juga datang di tengah kekurangan stok Amphotericin B, yang merupakan obat anti-jamur yang sangat penting.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sekilas Soal Infeksi Jamur Putih

Nama infeksi jamur putih diambil dari luka berwarna putih yang terjadi pada pasien. Luka tersebut mempengaruhi kerongkongan dan menyebabkan kesulitan menelan makanan. Bercak putih juga biasanya ditemukan di bagian mulut ketika seseorang mengalami penyakit itu.

Orang-orang yang berisiko terkena jamur putih termasuk kelompok pasien dengan gangguan kekebalan tubuh, penderita diabetes, pasien kanker, dan pasien yang telah menjalani transplantasi organ.

Infeksi jamur dapat disebabkan oleh jamur yang ada di lingkungan, peralatan medis yang tidak disterilkan dengan benar, dan kurangnya kebersihan diri.

"Pasien yang ditemukan terinfeksi jamur putih harus diperiksa dengan cermat, dengan melakukan tes kultur jamur pada dahak atau lendir untuk mendeteksi infeksi jamur di tubuh mereka," kata Nina Bhalodia, spesialis infeksi jamur, kepada DW.

X-ray atau scan dada terkadang juga dapat digunakan guna memprediksi seberapa parah infeksi dan bagaimana organ vital dapat terpengaruh. Menurut para ahli, infeksi jamur putih bisa menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah.

"Kami sebelumnya sudah pernah menangani kasus jamur putih dan sudah ada obat untuk itu. Tapi seperti semua infeksi parah, akan ada beberapa yang meninggal dunia meskipun obat-obatan tersedia," kata ahli paru Vikas Maurya kepada DW.

3 dari 4 halaman

Bahaya Jamur Kuning

Dokter di India juga mengkhawatirkan munculnya infeksi jamur kuning yang bisa berdampak parah pada organ dalam tubuh.

Pada 24 Mei 2021, seorang pria berusia 45 tahun di Ghaziabad didiagnosis dengan tiga jenis infeksi jamur selama perawatan pasca-COVID-19.

Jejak jamur hitam, kuning dan putih ditemukan saat ia menjalani tes dengan keluhan pembengkakan di mata dan pendarahan dari hidungnya.

Pria tersebut juga sedang dalam masa pemulihan dari COVID-19.

Infeksi jamur kuning biasanya menyebabkan kebocoran nanah dan memperlambat penyembuhan luka. Dalam kasus serius, infeksi ini juga dapat menimbulkan gejala yang merusak, seperti kegagalan organ dan kematian akut jaringan.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.