Sukses

Jutaan Tikus Invasi Kota di Australia, Jumlahnya Seperti Bintang di Langit

Mencoba menghitung jumlah tikus yang mengganggu Australia timur sekarang akan "seperti mencoba menghitung bintang di langit," kata peneliti CSIRO Steve Henry.

Liputan6.com, Queensland -- Jutaan tikus memenuhi kota-kota di Australia. Rencana untuk mengakhiri invasi hewan pengerat dengan racun pun jadi pilihan.

"Satu-satunya tikus yang baik adalah tikus yang mati," kata Wakil Perdana Menteri Australia minggu ini, saat New South Wales meningkatkan perangnya terhadap tikus dengan rencana untuk meracuni wabah yang menyerang sebagian besar negara bagian seperti dikutip dari CNN, Jumat (21/5/2021).

Selama berbulan-bulan, tikus telah merusak ladang dan menempati rumah-rumah di Australia timur, dari perbatasan Victoria di selatan sampai ke negara bagian Queensland di utara negara itu, menyebabkan kerusakan tanaman dan mesin senilai jutaan dolar.

Menurut petugas kebersihan profesional Sue Hodge, saat musim dingin mendekat para hewan pengerat yang lapar bahkan mencari perlindungan di dalam rumah orang-orang.

Di kota kecil Canowindra, empat jam berkendara ke barat Sydney, Hodge menghabiskan hari-harinya membuang tikus mati dari perangkap di rumah kliennya. Dia membersihkan kotoran tikus dari dapur orang, kamar anak-anak, dan bahkan tempat tidur mereka.

Di rumahnya sendiri, tak jauh dari jalan utama kota, Hodge telah memblokir setiap sudut dan celah dengan sabut baja untuk menghentikan tikus merayap masuk.

"Saya bisa menangani tikus dan membunuh tikus," kata Hodge menantang, mendemonstrasikan bagaimana dia mengatur perangkap tikus setiap malam. Pilihannya adalah model snap-back yang memastikan kematian cepat.

Sementara itu, pemerintah New South Wales sedang melihat sesuatu yang jauh lebih kuat dari sekadar perangkap tikus.

Pada hari Kamis, para pejabat mengumumkan bahwa mereka telah mengamankan 5.000 liter "salah satu bahan kimia pembunuh tikus terkuat di dunia" - racun yang sangat kuat sehingga dapat membunuh dengan satu dosis.

Mendengar kabar tersebut, tidak semua orang senang tentang itu. Beberapa orang justru menyatakan keprihatinan bahwa meletakkan racun untuk menyelamatkan tanaman dari tikus liar dapat mencemari tanaman pangan dan membunuh satwa liar setempat.

Tahun Hujan yang Memicu Hewan Pengerat

Ilustrasi tikus. (Gambar oleh sibya dari Pixabay)

Bagi banyak orang, 2020 adalah tahun untuk dilupakan - tetapi tidak bagi petani, atau tikus, di New South Wales. Hampir sama banyaknya curah hujan yang turun pada tahun 2020 dibandingkan dengan gabungan dua tahun sebelumnya, menciptakan lahan subur untuk panen raya.

"(Kami) mengalami tahun-tahun kekeringan yang sangat buruk, lalu tahun yang indah di tahun 2020, dan tahun ini juga sedang berkembang pesat. Tapi selalu ada sesuatu," petani Canowindra, Michael Payten mendesah. "Tahun ini tahunnya tikus."

Bumper crop atau tanaman bumper --tanaman yang menghasilkan panen produktif -- yang tercipta dari hujan lebat juga menciptakan kondisi ideal bagi tikus.

"Kami mengalami tahun yang sangat bagus tahun lalu, banyak biji-bijian. Kami meletakkan banyak jerami di gudang dan membuat hotel tikus besar ini," kata Payten, mengacu pada gudang jerami dan traktornya, yang sekarang dipenuhi ribuan tikus.

Setidaknya 800 hingga 1.000 tikus per hektar dianggap sebagai proporsi "wabah" oleh National Science Agency Australia (CSIRO ) atau Badan Ilmu Pengetahuan Nasional Australia.

Mencoba menghitung jumlah tikus yang mengganggu Australia timur sekarang akan "seperti mencoba menghitung bintang di langit," kata peneliti CSIRO Steve Henry, yang dijelaskan oleh Pemerintah NSW sebagai ahli wabah tikus terbaik di Australia. Tapi, dia menambahkan, pada dasarnya ini adalah "pesta yang mengharukan".

Sepasang tikus dapat menghasilkan 500 keturunan lebih banyak setiap musim, menurut CSIRO, dengan betina melahirkan anak baru setiap tiga minggu. Dan semua bayi-bayi tikus itu membutuhkan makanan.

Saat mereka menggerogoti tempat jerami berharga Payten, yang dibutuhkan untuk memberi makan dombanya di musim dingin, sedang dihancurkan.

"Saya akan sangat terkejut jika itu bisa digunakan," kata Payten.

Hilangnya kelompok biji-bijian seperti gandum, jelai dan kanola, serta pakan ternak, berdampak besar pada keuangan bisnis pertanian, menurut kelompok industri Petani NSW.

Sebuah survei bisnis menemukan sepertiga di antaranya memiliki perkiraan kerugian antara 50.000 dan 150.000 dolar Australia atau mencapai Rp 557 juta dan Rp 1,6 miliar. Total biaya tersebut bisa mencapai ratusan juta dolar jika tindakan segera tidak diambil, kelompok itu memperingatkan pada bulan April.

Ketika berbicara tentang melindungi bisnisnya dari wabah tikus terburuk yang dia katakan telah dia lihat dalam 40 tahun, Payten mengatakan sama kejamnya dengan petugas pembersih lokal Sue Hodge.

"Kami membakar banyak jerami untuk mencoba menyingkirkannya," kata Payten. "Kami berharap menemukan liang mereka dan membuat mereka terkena musim dingin yang dingin. Aku tahu semuanya terdengar agak kejam, tapi ini mimpi buruk."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Senjata Terlalu Berbahaya untuk Digunakan

Sekarang, pemerintah New South Wales mengeluarkan persenjataan berat. Setelah berminggu-minggu berkonsultasi antara Henry, dari CSIRO, dan petani, jelaslah bahwa para petani membutuhkan bantuan untuk menghentikan wabah tikus.

Minggu lalu, Menteri Pertanian NSW Adam Marshall mengumumkan "seperangkat alat yang menakutkan untuk mengelola tikus," termasuk racun rodentisida gratis bagi petani. Dan minggu ini, ia mengamankan ribuan liter bromadiolon, yang dikenal sebagai "antikoagulan generasi kedua".

"Segera setelah Australian Pesticides and Veterinary Medicines Authority/APVMA (Otoritas Pestisida dan Obat Hewan Australia) memberi kami persetujuan untuk menggunakan bromadiolon sebagai umpan perimeter tanaman, kami dapat mulai mendistribusikannya melalui tempat perawatan kami secara gratis kepada petani," kata Marshall dalam sebuah pernyataan hari Kamis.

"Dengan mengamankan pasokan lokal bahan kimia, kami memastikan Pemerintah NSW siap meluncur - tidak menunggu pengiriman ke luar negeri, tidak ada masalah pasokan segera," imbuh Marshall.

Namun, ahli ekologi Charles Sturt University, Dr Maggie Watson mengatakan racun itu "terlalu berbahaya" untuk digunakan di mana saja di lingkungan. Bromadiolon dapat larut ke dalam tanah dan terakumulasi secara biologis pada serangga sebelum melewati rantai makanan, menurut Dr. Watson, yang memperingatkan kemungkinan petani tanpa disadari meracuni makanan yang mereka coba tanam.

Sementara itu, Pemerintah NSW sedang meminta persetujuan untuk mengizinkan para petani menggunakannya di sekeliling ladang mereka dan mengatakan bahwa mereka mempercayai para petani untuk mengelola racun dengan benar.

"Burung-burung asli seperti layang-layang bahu hitam, burung hantu boobook dan jenis barn owls, tawny frogmouth dan alap-alap Australia semuanya berisiko mati setelah memakan tikus beracun," tutur Dr Watson.

"Anda dapat sepenuhnya mengurangi populasi burung pemangsa," kata Watson. "Diperlukan waktu 15-20 tahun bagi mereka untuk mulai kembali ada, dan sementara itu kami tidak memiliki kendali alami untuk wabah tikus berikutnya yang datang."

Bromadiolon sangat beracun, dan kemungkinan besar akan membunuh beberapa predator asli, tetapi para pendukung berpendapat bahwa tidak ada cukup elang dan burung hantu untuk menurunkan populasi tikus secara alami. Sementara itu, populasi tikus tumbuh sangat tinggi secara tidak berkelanjutan, para petani memperingatkan bahwa mereka kehabisan waktu untuk memanen tanaman musim dingin mereka.

Seorang veteran dari dua wabah tikus sebelumnya pada 1980-an, Hodge, si pembersih, optimis. Sudah berbulan-bulan sejak tikus muncul berbondong-bondong, tapi sekarang dia membunuh lebih sedikit tikus di dalam rumah. Kliennya mengikuti tipnya seperti trik wol baja.

"Sebenarnya merupakan hak istimewa bagi saya untuk membersihkan rumah dan menyingkirkan semua kotoran tikus dan membiarkan pemiliknya pulang dan merasa seperti mereka dapat bersantai setidaknya untuk satu hari," kata Hoodge. "Sampai tikus datang dan buang air lagi." 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.