Sukses

Fosil Buaya Berusia 8 Juta Tahun Ditemukan di Australia Tengah

Buaya ini merupakan reptil yang diketahui dari genus baru, tetapi masih diteliti dalam penelitian terbaru.

Liputan6.com, Alice Springs - Tengkorak buaya berusia delapan juta tahun yang ditemukan di Australia tengah menjadi penelitian besar bagi para ilmuwan.

Tengkorak itu ditemukan sekitar 200 km (125 mil) dari Alice Springs, di Northern Territory (NT).

Hewan itu diduga sebagai reptil yang diketahui dari genus baru, tetapi masih diteliti dalam penelitian terbaru, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa (18/5/2021).

Spesies ini diharapkan akan diberi nama pada tahun 2022.

Adam Yates, kurator senior Ilmu Bumi di Museum dan Galeri Seni di Northern Territory, mengatakan tengkorak itu ditemukan di situs fosil Alcoota, Australia tengah.

Dr Yates mengatakan kepada BBC bahwa tengkorak itu sejauh ini merupakan spesimen buaya Baru terbaik yang pernah ditemukan.

"Ini memberi tahu kami tentang spesies baru yang tidak kami sadari telah menghuni Australia tengah. Agak mengejutkan membayangkan bahwa Australia bagian tengah memiliki sungai untuk menampung buaya," katanya.

"Ini satu 'benang permadani' dalam memahami cara fauna Australia berevolusi dari waktu ke waktu."

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berburu Mangsa Besar

Dr Yates mengatakan bahwa meskipun diketahui bahwa genus baru ini berkeliaran di negara bagian itu jutaan tahun yang lalu, tengkorak purba yang ditemukan di Alcoota berasal dari "spesies buaya yang belum dideskripsikan. Itu milik spesies yang belum diberi tahu. Termasuk nama ilmiahnya, ini sangat berbeda dari kerabat terdekatnya.

Dia mengatakan, buaya ini berasal dari "cabang yang sama sekali berbeda dari pohon keluarga buaya."

Spesies baru yang punah ini memiliki sejumlah perbedaan anatomi dari buaya lainnya.

Mempersiapkan fosil seperti ini juga membutuhkan waktu yang lama. Pasalnya harus dibersihkan dan diperbaiki.

"Ketika mereka keluar dari tanah, mereka berlumuran tanah. Kita harus menuangkan banyak lem agar bisa disatukan menjadi satu bagian jika tidak mereka akan berantakan. Saya ingin melakukan persiapan itu perlahan-lahan."

"Ini sesuatu yang istimewa," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.