Sukses

Aktivis Lebanon Kibarkan Bendera Palestina di Israel

Aktivis Lebanon menembus perbatasan darat Israel dan mengibarkan bendera Palestina.

Liputan6.com, Beirut - Lebanon adalah salah satu negara mayoritas Muslim yang berbatasan dengan Israel. Gelombang dukungan terhadap Palestina relatif kuat di negara itu. 

Pekan lalu, sekelompok aktivis berhasil menembus perbatasan Israel untuk mengibarkan bendera Palestina.

"Masyarakat Lebanon ikut berdemonstrasi dan menyerukan agar seluruh masyarakat Lebanon datang ke perbatasan Lebanon-Israel yang mana dijaga oleh pasukan perdamaian PBB," ujar Zidan Leslie, koresponden Liputan6.com di Tripoli, Lebanon, dalam acara Liputan6 Update, Senin (17/5/2021).

"Pada tanggal 14 Mei lalu, pada hari Jumat sekitar 20 orang memasuki perbatasan Israel di selatan dengan mengibarkan bendera Palestina. Dan ketika mereka telah masuki daratan Israel, tentara Israel melepaskan tembakan, dan mereka kembali ke perbatasan Lebanon," lanjut Zidan. 

Namun, aksi itu mengakibatkan kematian satu orang aktivis dari Lebanon berusia 21 tahun yang terkena tembakan. Presiden Lebanon Michel Aoun menyampaikan kecaman keras atas insiden tersebut.

Kondisi WNI di Lebanon juga relatif jauh dari perbatasan. Mayoritas WNI yang terdiri atas tenaga kerja migran dan pelajar umumnya berada di ibu kota Beirut.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Raja Yordania Minta Militer Israel Hentikan Serangan ke Palestina

Raja Yordania Abdullah pada Minggu (16/5) mengatakan kerajaannya terlibat dalam diplomasi intensif untuk menghentikan apa yang disebutnya eskalasi militer Israel dalam kekerasan terburuk Israel-Palestina dalam beberapa tahun.

Yordania, yang menjaga situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, tidak merinci diplomasi itu, yang dikomunikasikan melalui berita di media pemerintah, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (17/5).

Pejabat-pejabat pemerintah Yordania mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kerajaan yang pro-Barat itu memimpin kampanye diplomatik dengan sekutunya dari Eropa dan Amerika untuk menekan Israel agar mengakhiri serangan udara dan artileri terhadap Gaza sejak pertempuran meletus Senin lalu.

Pembentukan negara Palestina di wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 dari Yordania, yang mencakup Tepi Barat dan Yerusalem Timur, adalah prasyarat untuk perdamaian yang abadi, kata Raja Abdullah.

Militer Israel mengatakan bahwa kelompok militan Hamas dan faksi bersenjata lain dalam sepekan ini telah menembakkan lebih dari 2.800 roket dari Gaza.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.