Sukses

Cegah COVID-19, China Bikin Garis Pemisah di Puncak Gunung Everest

China rencananya akan membuat garis pemisah di puncak Gunung Everest untuk memisahkan pendaki.

Liputan6.com, Beijing - China mengatakan akan membuat "garis pemisah" di puncak Gunung Everest untuk mencegah pendaki berbaur dengan orang lain dari Nepal. Keputusan itu dibuat kurang dari seminggu setelah pendaki dan pihak berwenang di base camp di Nepal memperingatkan meningkatnya kasus COVID-19 di antara pendaki.

Everest berdiri di perbatasan antara China dan Nepal dan pendaki gunung mendaki dari kedua sisi.

Namun, masih belum jelas bagaimana China akan memberlakukan aturan di gunung tersebut.

Mengutip BBC, Selasa (11/5/2021), puncaknya berupa kubah salju dengan ruang untuk enam orang berdiri dan pada hari-hari sibuk, sehingga pendaki harus mengantri untuk bisa mengaksesnya. Sebuah tim pemandu pendaki gunung Tibet sedang dikirim ke puncak untuk mengatur antrean.

Garis pembatas tersebut akan di tempatkan sebelum kedatangan sekelompok pendaki Tiongkok yang saat ini sedang dalam perjalanan. 

Pendaki gunung dari sisi Tiongkok akan dilarang melakukan kontak dengan siapa pun dari sisi Nepal dan tidak akan diizinkan menyentuh benda yang telah ditempatkan di puncak. Juga masih tidak jelas apakah pemandu Tibet akan tetap berada di daerah tersebut untuk menegakkan pembatasan.

Direktur Biro Olahraga Tibet mengatakan kepada media pemerintah China bahwa satu-satunya saat pendaki dari sisi utara dan selatan gunung melakukan kontak adalah di puncak.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aturan Ketat Tiongkok

Saat ini, wisatawan tanpa izin dilarang memasuki base camp Tiongkok dan negara telah melarang warga negara asing mendaki gunung.

Namun Nepal, yang sangat bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dari ekspedisi Everest, telah mengizinkan pendaki asing, dengan sekitar 400 izin dialokasikan musim ini.Lebih dari 30 pendaki yang sakit dievakuasi dari sisi Nepal dalam beberapa pekan terakhir saat negara itu menghadapi gelombang virus corona kedua. 

Pekan lalu, Asosiasi Penyelamat Himalaya, yang menjalankan klinik medis resmi pemerintah di base camp, mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya telah menerima konfirmasi kasus positif pada beberapa pendaki yang diterbangkan ke Kathmandu oleh tim ekspedisi.

Dalam tiga minggu terakhir, tingkat kasus harian Nepal meroket dengan dua dari lima orang dinyatakan positif, lapor kantor berita AFP.

Negara itu kini telah mencatat lebih dari 394.667 kasus dan 3.720 kematian. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.