Sukses

Serangan Siber di Jaringan Pipa Terbesar Milik AS, Joe Biden Nyatakan Status Darurat

Pemerintah AS telah menyatakan status darurat atas serangan siber yang terjadi di jaringan pipa distribusi minyak terbesar milik AS.

Liputan6.com, New York - Pemerintah AS mengumumkan keadaan darurat setelah jaringan pipa bahan bakar terbesar di AS dilanda serangan siber ransomware.

Saluran Pipa Colonial membawa 2,5 juta barel per hari - 45% dari pasokan solar, bensin, dan bahan bakar jet di Pantai Timur. Jaringan tersebut benar-benar dilumpuhkan oleh geng penjahat dunia maya pada hari Jumat dan masih bekerja untuk memulihkan layanan.

Mengutip BBC, Senin (10/5/2021), status darurat memungkinkan untuk bahan bakar diangkut melalui jalan darat. Para ahli mengatakan harga bahan bakar kemungkinan akan naik 2-3% pada Senin (10/5), tetapi dampaknya akan jauh lebih buruk jika berlangsung lebih lama.

Berbagai sumber telah mengkonfirmasi bahwa serangan ransomware disebabkan oleh geng penjahat dunia maya bernama DarkSide, yang menyusup ke jaringan Colonial pada hari Kamis dan menyandera hampir 100GB data. 

Setelah menyita data, para peretas mengunci data di beberapa komputer dan server lalu menuntut uang tebusan pada hari Jumat. Jika tidak dibayar, mereka mengancam akan membocorkannya ke internet.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyelidikan Tengah Berlangsung

Pihak Colonial mengatakan sedang bekerja dengan penegak hukum, pakar keamanan dunia maya, dan Departemen Energi untuk memulihkan layanan.

Pada Minggu malam dikatakan bahwa meskipun empat jalur utamanya tetap offline, beberapa garis lateral yang lebih kecil antara terminal dan titik pengiriman sekarang beroperasi.

"Segera setelah mengetahui serangan itu, Colonial secara proaktif membuat sistem tertentu offline untuk menahan ancaman. Tindakan ini menghentikan sementara semua operasi jalur pipa dan memengaruhi beberapa sistem IT kami, yang secara aktif kami sedang dalam proses pemulihan," kata perusahaan itu.

"Kami sedang dalam proses memulihkan layanan ke lateral lain dan akan membuat sistem lengkap kami kembali online hanya jika kami yakin aman untuk melakukannya, dan sesuai sepenuhnya dengan persetujuan semua peraturan federal."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.