Sukses

Fadli Zon Minta Dunia Lindungi Anak Palestina dari Peradilan Militer Israel

Fadli Zon mengecam peradilan militer Israel yang menarget anak-anak Palestina.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, mengirimkan kecaman kepada tentara Israel yang dinilai melanggar hak-hak anak Palestina. Fadli berkata tentara Israel tidak menghormati Konvensi Hak Anak.

Salah satu kasus yang Fadli Zon sorot adalah penembakan seorang remaja bernama Saeed Yusuf Muhammad Oued (16) pada bentrokan yang terjadi di Tepi Barat beberapa waktu lalu.

"Tindakan brutal itu kian memperpanjang daftar kekerasan dan pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap anak-anak Palestina. Di tengah konflik Israel-Palestina, anak-anak Palestina secara sistematis telah dijadikan target kekerasan oleh militer Israel," ujar Fadli Zon dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (7/5/2021).

Fadli juga menyorot data Defense for Children International Palestine (DCIP) bahwa tentara Israel terus-menerus melakukan extra judicial killing pada anak-anak Palestina. Ada juga data dari UNICEF bahwa tiap tahun 500 hingga 700 anak Palestina ditangkap polisi karena "pelanggaran-pelanggaran kecil, seperti melempar batu, atau terlibat protes".

"Namun, mereka diperlakukan secara kasar dan brutal. Mereka, misalnya, ditutup matanya, diintimidasi, ditelanjangi, dan dilecehkan secara fisik," ungkap Wakil Presiden The League of Parliamentarians for Al-Quds ini.

Hal lain yang dikritik Fadli adalah penangkapan anak-anak berusia di bawah 12 tahun. Ini terjadi pada akhir April lalu ketika lima orang anak Palestina ditahan dan tiga di antaranya baru delapan tahun.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tindakan pada Perempuan dan Lansia

Fadli Zon menegaskan bahwa anak-anak, perempuan, dan lansia mestinya menjadi kelompok yang dilindungi, bahkan di tengah-tengah peperangan sekalipun. Akan tetapi, otoritas Israel dianggap abai terhadap hal itu.

"Bahkan, beberapa jam sebelum Saeed Yusuf Muhammad Oudeh dibunuh, tentara Israel telah menembak mati Rehab al-Hroub, seorang perempuan Palestina berusia 60 tahun," jelas Fadli Zon.

Lebih lanjut, Menurut data DCIP, sejak tahun 2000, lebih dari 10 ribu anak Palestina di Tepi Barat telah ditahan oleh tentara Israel. Tiga dari empat anak yang ditangkap mengalami kekerasan fisik selama penangkapan, dan lebih dari 90 persen anak-anak Palestina yang dibawa ke pengadilan militer mendapat hukuman.

Lembaga-lembaga internasional, seperti UNICEF, Human Rights Watch, atau Amnesty International, telah mendokumentasikan perlakuan buruk terhadap anak-anak Palestina tersebut. Aksi Israel disebut bersifat sistematis dan melembaga.

"BKSAP DPR-RI menyatakan, harus ada upaya paksa terhadap Israel untuk mematuhi hukum internasional dan berhenti melakukan tindakan-tindakan ilegal. Kita sangat mendukung jika para pelaku penembakan itu dibawa ke International Criminal Court," ujar Fadli Zon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.