Sukses

AS Kirim Bantuan untuk Penarikan Pasukan dari Afghanistan

AS mengirimkan bala bantuan dalam proses penarikan pasukannya dari Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat telah mengerahkan sumber daya militer ekstra untuk melindungi pasukan Amerika dan koalisi yang mundur dari Afghanistan.

Pembom berat dan jet tempur akan dikerahkan untuk melindungi pasukan dan kontraktor sipil.

Mengutip BBC, Jumat (7/5/2021), Presiden AS Joe Biden telah menetapkan batas waktu penarikan untuk 11 September - peringatan 20 tahun serangan 9/11 yang memicu perang.

Tetapi penarikan itu dilakukan di tengah meningkatnya kekerasan, dengan pasukan keamanan Afghanistan dalam siaga tinggi untuk serangan pembalasan.

Taliban telah memperingatkan mereka tidak lagi terikat oleh kesepakatan untuk tidak menargetkan pasukan internasional.

Hingga saat ini, AS dan NATO telah hadir di Afghanistan selama hampir 20 tahun.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kirim Bantuan Ekstra

Enam pembom jarak jauh B-52 dan 12 pesawat tempur F-18 telah dikerahkan untuk melindungi kontingen yang berangkat dari 2.500 anggota layanan AS dan 16.000 kontraktor sipil, kata Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan.

Jenderal Milley menambahkan bahwa sementara gerilyawan Taliban melancarkan antara 80 hingga 120 serangan setiap hari terhadap sasaran pemerintah Afghanistan, tidak ada serangan terhadap AS dan pasukan koalisi sejak penarikan dimulai pada 1 Mei.

"Kurang dari satu minggu, penarikan akan berjalan sesuai rencana," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada wartawan.

Penarikan pasukan AS dimulai dengan latar belakang bentrokan sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah, dengan tidak adanya kesepakatan damai.Pekan lalu, pemboman mobil di Pul-e-Alam, provinsi Logar, menewaskan hingga 30 orang dan melukai 110 - kebanyakan siswa sekolah.

Presiden Biden mengatakan penarikan AS dibenarkan karena pasukan AS telah memastikan negara itu tidak dapat lagi menjadi basis bagi ekstremis asing untuk berkomplot melawan Barat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.