Sukses

Demonstrasi di Kolombia Memprotes Kebijakan Presiden Ivan Duque Masuki Pekan Kedua

Demo yang memprotes kebijakan pemerintah di Kolombia kini telah memasuki minggu kedua.

Liputan6.com, Cali - Ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di Kolombia pada Rabu 5 Mei untuk memprotes kebijakan Presiden Ivan Duque. Demo kali ini menandai protes hari kedelapan di Kolombia.

Sedikitnya 24 orang (18 di antaranya karena luka tembak) telah tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat bentrokan antara pasukan keamanan dan para pengunjuk rasa.

Dilansir AFP, Kamis (6/5/2021) para pelajar, serikat pekerja, masyarakat dan kelompok lain ikut berdemo di jalan-jalan Ibu Kota Bogota, dan Kota Medellin di barat laut, juga Cali di barat daya. Para demonstran memprotes kebijakan pemerintah Presiden Duque tentang kesehatan, pendidikan dan keamanan, serta penindasan dengan kekerasan oleh pasukan keamanan.

Menurut angka resmi, lebih dari 800 orang terluka dan 89 orang lainnya dilaporkan menghilang selama seminggu. Namun, jumlah tersebut berbeda dari laporan lainnya, dengan LSM Temblores melaporkan ada 37 orang yang tewas.

Sementara itu, Reporters Without Borders mengatakan bahwa 76 wartawan diserang, dengan 10 di antaranya terluka karena menghadapi aparat keamanan. Di Bogota, para demonstran tampak membawa dengan slogan seperti "Undurkan Diri Duque."

Sementara itu, penasihat kepresidenan Miguel Ceballos mengumumkan bahwa pemerintah akan bertemu dengan perwakilan demonstran pekan depan.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ribuan Demonstran Penuhi Kota-kota di Kolombia

Ribuan demonstan, yang sebagian besar memakai masker untuk mencegah penyebaran COVID-19, tampak berkumpul di pusat kota Plaza Bolivar dekat markas besar kepresidenan.

Polisi mencegah satu rombongan memasuki gedung Kongres.

"Polisi menyerang kami ... kami bukan pengacau," kata seorang demonstran berusia 36 tahun bernama Natalia.

Demo di Kolombia sebagian besar berlangsung damai, tetapi berubah menjadi kekerasan di beberapa kota.

Tiga puluh warga sipil dan 16 petugas polisi terluka dalam serangan di kantor polisi, menurut kantor Wali Kota Bogota.

Buntut dari bentrokan terlihat pada 5 Mei ketika kantor polisi dibakar, halte bus, kendaraan, dan bank yang dirusak.

"Sungguh menyakitkan melihat ini tetapi yang lebih menyakitkan adalah kelalaian pemerintah yang lebih memilih untuk mengirimkan pasukan keamanan, daripada membantu (orang-orang) mereka lebih memilih untuk membantu bank, bisnis besar," ujar Hector Cuinemi (19) seorang Mahasiswa di Bogota, kepada AFP.

Sekitar 8.000 orang turun ke jalan Medellin, kota terbesar kedua di Kolombia.

Adapun penghalang jalan yang dipasang di Cali. Hal ini menyebabkan kekurangan bahan bakar dan kekhawatiran atas terhalangnya pengiriman pasokan medis karena negara itu mengalami gelombang kedua COVID-19.

3 dari 3 halaman

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.