Sukses

Waspada, Ini 5 Bahaya Bekerja dari Tempat Tidur

Mengubah tempat tidur Anda menjadi kantor mungkin bukan ide yang baik. Hal ini justru membawa lebih banyak efek kerusakan pada kesehatan fisik dan psikologis Anda daripada apa pun.

Liputan6.com, Jakarta - Godaan untuk bekerja di lingkungan yang nyaman - terutama yang dikelilingi bantal empuk dan seprai lembut - mungkin sulit ditolak. Sejumlah orang juga mengatakan dukungan bahwa bekerja dari tempat tidur membantu mengurangi kecemasan dan memicu kreativitas. 

Tetapi tahukah Anda bahwa melakukan pekerjaan di tempat Anda tidur justru memiliki lebih banyak efek merusak kesehatan fisik dan psikologis.

Menurut Bright Side yang dikutip Senin (3/5/2021), ada lima alasan mengapa mengubah tempat tidur Anda menjadi "kantor" mungkin bukan ide yang baik. Berikut ini ulasannya:

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Mengacaukan Otak dan Pola Tidur

Pakar tidur dan profesor neurologi, Rachel Salas, mengatakan bahwa ketika Anda bekerja di tempat tidur, pikiran mulai menghubungkan ruang itu dengan aktivitas alih-alih istirahat. Kebingungan dapat membuat Anda keluar dari pola tidur biasa dan menyebabkan insomnia atau gangguan ritme sirkadian.

Menggunakan alat elektronik di tempat tidur juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. 

Terekspos cahaya biru di malam hari menghentikan sekresi melatonin, atau dikenal sebagai hormon tidur yang memengaruhi jam tubuh alami kita. Kurang tidur bisa menyebabkan berbagai penyakit dan gangguan jantung.

3 dari 6 halaman

2. Mempengaruhi Produktivitas Anda

Jika Anda merasa stres membawa pulang pekerjaan, bayangkan bagaimana jika dibawa ke kamar tidur. 

Sebuah survei mencatat bahwa 72% responden Amerika mengaku bekerja dari tempat tidur, dan mereka lebih mungkin mengalami masalah tidur karena kecemasan dan stres.

Hal ini pun mempengaruhi kualitas tidur yang buruk dan menurunkan tingkat energi serta produktivitas kerja. 

Selain itu, jika kamar tidur Anda memiliki suasana redup, Anda juga cenderung mudah merasa lelah.

4 dari 6 halaman

3. Merusak Postur Tubuh Anda

Tata letak kasur dan permukaan yang lembut mendorong posisi bungkuk atau terlentang. Seiring waktu, postur yang konsisten ini akan menyebabkan nyeri pada tubuh, khususnya di leher, punggung, dan pinggul.

Direktur teknik sistem perawatan kesehatan Mayo Clinic, Susan Hallbeck, PhD, menekankan bahwa hanya karena Anda tidak merasakan ketegangan sekarang, bukan berarti bahwa efek negatif tidak terjadi. 

Dia menambahkan bahwa pada saat rasa sakitnya kambuh, mungkin sudah terlambat untuk memperbaiki masalahnya. Kasus yang parah mungkin termasuk kekakuan punggung permanen dan artritis.

5 dari 6 halaman

4. Tempat Tidur Menjadi Surga bagi Bakteri

Saat kulit Anda bersentuhan dengan seprai, gesekan akan mengikis lapisan luar sel kulit Anda.

Menurut dokter kulit Alok Vij, MD, sel-sel kulit ini membawa minyak, keringat, dan air liur, dan berfungsi sebagai tempat berkembang biak yang ideal bagi bakteri dan tungau debu. Interaksi yang berkepanjangan dengan organisme ini dapat menyebabkan alergi, serangan asma, atau penyakit kulit.

Sebuah penelitian terhadap sampel bakteri dari kasur juga menemukan bahwa tempat tidur lebih kotor daripada kamar mandi.

Sarung bantal berusia 1 minggu memiliki lebih dari 17.000 kali lebih banyak unit pembentuk koloni per inci persegi daripada dudukan toilet, dan sprei berumur 1 minggu memiliki lebih dari 24.000 kali lebih banyak bakteri daripada gagang pintu kamar mandi.

6 dari 6 halaman

5. Dapat Mempengaruhi Hubungan Anda dengan Pasangan Anda

Sebuah penelitian mengungkap bahwa gangguan ponsel saat berada di perusahaan pasangan mungkin berdampak tidak langsung pada kepuasan hubungan dan depresi. 

Logika yang sama berlaku untuk gadget elektronik lain yang digunakan untuk bekerja.

Pikiran kita juga mengaitkan tempat tidur dengan menjadi tempat yang dimaksudkan untuk digunakan bersama dengan mitra kita. 

Bekerja dari tempat tidur bersama pasangan dapat menyebabkan pasangan merasa diabaikan, dan pada akhirnya melepaskan ruang itu dari konsep kebersamaan.

Reporter: Lianna Leticia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.