Sukses

4 Protokol Kerajaan Inggris yang Dilanggar oleh Putri Diana Semasa Hidup

Keluarga kerajaan memiliki aturan ketat yang harus diikuti setiap saat. Akan tetapi, Putri Diana tidak takut melanggar aturan-aturan kerajaan tersebut.

Liputan6.com, London - Jika menonton serial "The Crown", Anda pasti tahu betul bahwa keluarga kerajaan memiliki aturan ketat yang harus diikuti setiap saat. Pedoman yang menyentuh semua aspek kehidupan - dari pakaian, perhiasan, cara membesarkan anak, rincian dalam acara pernikahan adalah nyata.

Akan tetapi, Putri Diana tidak takut melanggar aturan-aturan kerajaan tersebut.

Bahkan di hari-hari awal, Diana melawan arus dan mengukir ruang untuk dirinya sendiri baik di dalam maupun di luar keluarga kerajaan.

Dengan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat yang tulus, mengadvokasi kelompok yang terpinggirkan, dan mengabdikan dirinya kepada anak-anaknya, Putri Diana membuat nama untuk dirinya sendiri yang menantang, berani, dan otentik.

Melansir Good Housekeeping, inilah deretan cara Putri Diana melanggar protokol kerajaan yang paling berkesan.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Memilih Cincin Pertunangannya Sendiri dari Katalog

Salah satu cincin pertunangan paling terkenal dalam sejarah adalah milik Putri Diana. Cincin safir yang dikelilingi berlian sangat menakjubkan, dan sampai ke jari Diana ketika dia bertunangan dengan Pangeran Charles.

Tapi yang banyak tidak tahu adalah bahwa cincin pertunangan itu melanggar protokol.

Seperti dicatat oleh Brides , cincin senilai US$ 60.000 (Rp 867 juta) diberikan kepada Diana sebagai opsi oleh pembuat perhiasan mahkota Garrard - tetapi yang membuat pilihannya begitu kontroversial adalah bahwa cincin itu juga ditampilkan dalam katalog perhiasan itu. 

Jadi itu ada di majalah, apa masalahnya? Nah, seperti dicatat oleh Vogue , anggota keluarga kerajaan tidak senang dengan pilihan Diana, mengingat rakyat biasa dapat membeli cincin yang sama. Menurut standar mereka, cincin itu "tidak dianggap unik dan juga tidak dipesan lebih dahulu."

Mungkin ini adalah langkah pertama yang diambil Diana untuk menjadi "Putri Rakyat", karena dia tidak hanya memilih cincin yang begitu indah, dia juga memilih perhiasan yang dapat diakses oleh semua orang. Jadi bahkan sebelum dia menikah dengan keluarga kerajaan, dia sudah melanggar aturan yang ketat.

 

3 dari 5 halaman

Memiliki Pekerjaan Sebelum Dia Menikah

Putri Diana lahir dari keluarga bangsawan Inggris , tetapi dia adalah wanita pekerja di masa-masa awalnya.

Menurut Good Housekeeping, Diana adalah seorang guru taman kanak-kanak paruh waktu di London sebelum bertunangan, dan karena itu adalah istri pertama dari anggota keluarga kerajaan yang memiliki pekerjaan berbayar.

Seorang wanita muda yang memiliki pekerjaan seperti calon bangsawan di tahun 80-an sepertinya bukan masalah besar sekarang, tetapi pada saat itu, kontribusi Diana ke tenaga kerja melanggar aturan kerajaan yang ketat.

Fakta bahwa Diana bekerja kembali diangkat UPI saat ia dan suaminya mengumumkan kehamilan pertamanya.

4 dari 5 halaman

Bangsawan Pertama yang Melahirkan Calon Raja di Luar Rumah

Ketika dia melahirkan putra pertamanya, Pangeran William, dia melanggar protokol kerajaan dan memilih untuk melahirkan bayinya di rumah sakit, bukan di rumah.

Ini mungkin tidak tampak seperti masalah besar sekarang, tetapi pada saat itu, pilihan tersebut tidak hanya melanggar aturan kerajaan yang ketat, tetapi juga menghembuskan kehidupan baru ke dalam tradisi persalinan yang berubah. 

William adalah pewaris takhta pertama yang lahir di rumah sakit, melanggar tradisi selama beberapa generasi.

5 dari 5 halaman

Mengirim Anak Laki-lakinya ke Sekolah

Biasanya, bangsawan diajar di rumah dan oleh pengasuh di dalam istana. Tetapi atas desakan ibunya, William menjadi pewaris takhta pertama yang bersekolah di sekolah umum.

Di sekolah taman kanak-kanak Jane Mynor dekat Istana Kensington.

 

Reporter: Lianna Leticia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.