Sukses

Saksi Mata Pembunuhan George Floyd Minta Maaf Lantaran Tak Bisa Berbuat Banyak

Darnella (18), salah satu dari empat saksi yang bersaksi di sidang kasus pembunuhan George Floyd.

Liputan6.com, Minneapolis - Remaja yang merekam momen detik-detik kematian George Floyd saat mendapat perlakuan dari polisi Amerika Serikat meminta maaf dalam persidangan lantaran tidak 'berbuat banyak' saat kejadian.

Darnella -- saat ini berusia 18 tahun -- adalah salah satu dari empat saksi yang bersaksi pada hari kedua persidangan Derek Chauvin -- pelaku.

Di pengadilan, ia melihat George Floyd 'merintih meminta untuk tak disakiti'. Darnella juga membandingkan pria tersebut dengan ayah, saudara laki-laki, sepupu dan pamannya, lantaran mereka semua berkulit hitam.

Masalah kesetaraan dan sikap kepolisian yang rasial berada di tengah-tengah kasus ini.

Pada Senin (29/3), sesi pembukaan sidang mendengar tersangka Chauvin, seorang mantan petugas polisi yang menindih leher Floyd selama lebih dari sembilan menit saat menangkapnya di Minneapolis pada Mei 2020.

Jaksa penuntut mengatakan ini adalah "penyebab utama" dalam kematiannya pria tersebut.

Pengacara pembela telah mengindikasikan bahwa mereka membantah bahwa Floyd yang berusia 46 tahun meninggal karena overdosis.

Chauvin (45) dalam pernyataannya membantah tuduhan pembunuhan terhadap George Floyd.

Tiga petugas lain yang hadir, Tou Thao, J Alexander Keung dan Thomas Lane akan diadili akhir tahun ini.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rasa Menyesal

Empat orang anak yang semuanya berusia di bawah 18 tahun pada saat kejadian memberikan bukti ke pengadilan.

Darnella, yang saat itu berusia 17 tahun, sedang berjalan ke toko Cup Foods bersama sepupunya yang berusia sembilan tahun ketika insiden itu terjadi.

Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa dia mulai merekam kejadian dengan kamera ponselnya.

"Saya melihat seorang pria ketakutan, memohon untuk nyawanya. Dia kesakitan."

Dia mendengar Floyd mengatakan: "Aku tidak bisa bernapas". Dia ketakutan, dia memanggil ibunya.

Darnella mengatakan menyaksikan kematian Floyd telah mengubah hidupnya.

"Ketika saya melihat George Floyd, saya melihat ayah saya, saya melihat saudara laki-laki saya, sepupu saya, paman saya karena mereka semua berkulit hitam," katanya sambil menangis.

"Saya terus meminta maaf kepada George Floyd karena tidak berbuat lebih banyak."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.